KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah
menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa
pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat
mengetahui bagaimana manfaat matematika dalam perencanaan keuangan yang kami
sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh
penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih
kepada dosen pembimbing yang telah banyak membantu penyusun agar dapat
menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan
yang lebih luas kepada pembaca. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah
ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.Amin...
Ciamis,
Januari 2012
Penulis,
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu cabang ilmu keuangan yang
berkembang pesat dalam dekade terakhir di Amerika dan dalam lima tahun terakhir
di Indonesia adalah perencanaan keuangan atau Financial planning.
Saat ini setidaknya ada tiga asosiasi berbeda di Indonesia untuk profesi ini.
Ketiganya
adalah International Association of Registered Financial Consultants (IARFC),
Financial Planner Association Indonesia (FPAI), dan Certified Wealth
Managers’ Association (CWMA).
Seiring dengan menjamurnya profesi
perencana keuangan, penasihat keuangan, dan konsultan keuangan ini, produk
keuangan yang ditawarkan kepada masyarakat pun semakin marak seperti asuransi
pendidikan, tabungan pendidikan, unit link, reksa dana terproteksi, dana
pensiun, dan lain-lain.
Kursus, seminar, dan lokakarya
perencanaan keuangan juga banyak ditawarkan ke publik. Artikel di media massa
tak ketinggalan banyak yang membahas mengenai tips untuk merencanakan keuangan
dengan baik. Inti dari semua pelatihan, tips, nasihat, dan artikel tentang perencanaan
keuangan itu adalah bahwa perencanaan keuangan itu mudah dan semua orang dapat
melakukannya sendiri, jika mau. Ditelusuri lebih lanjut, seseorang hanya perlu
memahami matematika keuangan dengan baik dan pengetahuan tentang produk pasar
modal dan pasar uang yang tersedia, yaitu mengenai tingkat pengembalian (return)
dan risikonya.
Dengan bekal matematika dan produk
keuangan, seseorang dapat menjadi perencana keuangan dan menilai semua produk
keuangan dan investasi yang ditawarkan oleh perusahaan asuransi, bank, dana
pensiun, dan lainnya. Pemahaman matematika keuangan akan membuat seseorang
menjadi cerdas finansial, dan memungkinkannya untuk menghitung sendiri kebutuhan
uang pensiunnya kelak termasuk menyusun skedul akumulasi dana itu secara lengkap.
Studi ini bertujuan untuk menjelaskan
matematika keuangan yang diperlukan untuk perencanaan keuangan, asumsi yang
diperlukan, persamaan matematikanya, dan contoh-contoh nyata dalam kehidupan.
Contoh aktual akan diberikan secara sistematis, mulai dari yang
sederhana,
hingga yang rumit.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1
Bagaimana Peranan Matematika Dalam Perencanaan Keuangan?
1.2.2
Bagaimana Persamaan Dasar Perencanaan keuangan ?
1.2.3 Bagaimana Persamaan Anuitas untuk FV ?
1.2.4 Bagaimana Persamaan Anuitas di Muka untuk FV?
1.3
Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui peranan
matematika dalam perencanaan keuangan
1.3.2
Untuk Mengetahui Persamaan Dasar Perencanaan keuangan
1.3.3 Untuk Mengetahui
Persamaan Anuitas untuk FV
1.3.4 Untuk Mengetahui
Persamaan Anuitas di muka untuk FV
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Peranan Matematika dalam Perencanaan Keuangan
Ketika sejumlah uang tertentu yang cukup
besar diperlukan pada suatu saat di masa datang, adalah suatu kebiasaan yang
baik dan bijak untuk menyiapkannya sejak awal, mengumpulkannya secara terencana
dalam jumlah yang sama setiap periode. Pengumpulan dana seperti inilah yang
menjadi salah satu tujuan utama perencanaan keuangan. Disini sengaja digunakan
kata menyiapkan dan mengumpulkan, dan bukan menabung, karena penempatan
dana
tidak selalu harus dalam tabungan. Dana yang terkumpul dapat saja ditaruh di
bank, ORI, reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham
atau reksa dana campuran.
Pengumpulan dana secara periodik ini
pada praktiknya juga dilakukan banyak perusahaan untuk keperluan dana pelunasan
utang atau obligasi saat jatuh tempo, yang lazim disebut dana pelunasan atau sinking
fund. Meskipun demikian, ada juga perusahaan yang melakukannya untuk tujuan
lain seperti untuk dana pensiun para karyawan, penggantian mesin yang usang, penggantian
karpet dan sofa sebuah hotel, dan lainnya.
Untuk individu dan keluarga, prinsip
mengumpulkan uang ini tentunya bisa diterapkan untuk macam-macam tujuan. Ada
yang untuk berwisata ke manca negara, membeli mobil atau apartemen. Bisa juga
untuk tujuan lainnya seperti menunaikan ibadah haji, menyekolahkan anak di luar
negeri, melanjutkan kuliah ke program pascasarjana, dan lainnya. Semua tujuan
di atas masuk akal dan sah-sah saja.
Untuk dapat melakukan perencanaan
keuangan dalam usaha memenuhi tujuan-tujuan di atas, seseorang hanya memerlukan
kemampuan dasar matematika keuangan ditambah pengetahuan tentang semua produk
investasi yang ada di pasar keuangan dan disiplin diri.
Studi ini tidak dimaksudkan untuk
mengupas ketiga faktor di atas secara tuntas dan hanya memfokuskan pada
penggunaan matematika yang diperlukan. Pencarian produk keuangan yang mampu
memberikan return yang diharapkan atau yang digunakan dalam perhitungan
matematika dan kemampuan untuk melakukan disiplin diri tidak dibahas dalam makalah
ini. Kedua faktor itu diterima sebagai sesuatu yang sudah ada atau taken for
granted.
2.2
Persamaan Dasar
Perencanaan keuangan paling sederhana
untuk mencapai sejumlah nilai tertentu di masa yang akan datang melibatkan satu
setoran tunggal saat ini dalam produk perbankan yang sudah sangat terbiasa (familiar)
di masyarakat Indonesia yang deposito-minded yaitu deposito atau tabungan.
Persamaan yang digunakan untuk tujuan ini adalah persamaan dasar untuk nilai sekarang
atau present value (PV) yang sekaligus persamaan dasar untuk nilai akan
datang atau future value (FV) yaitu:
FV
= PV (1 + i) n .................... (1) atau PV
= FV__
(1
+ i) n
dengan
FV = future value atau nilai akan datang
PV
= present value atau nilai sekarang
i
= tingkat bunga per periode
n
= jumlah periode
Asumsi yang diperlukan adalah tingkat
bunga akan stabil selama beberapa tahun ke depan dan digunakan metode 30/360
untuk penghitungan bunga secara bulanan (atau asumsi jumlah hari sama setiap
bulan). Jika tingkat bunga tidak stabil
tetapi rata-rata tingkat bunga diasumsikan akan sebesar i, persamaan di atas
masih dapat digunakan.
Contoh:
Sebuah keluarga mempunyai seorang putra yang saat ini berusia 12 tahun.
Untuk
keperluan biaya masuk perguruan tinggi swasta favorit 6 tahun dari sekarang,
diperlukan dana sekitar Rp75 juta. Sang Ayah berniat menyetorkan sejumlah uang,
sekali saja, ke dalam tabungan pendidikan yang ditawarkan sebuah bank. Berapa
jumlah uang yang perlu disiapkan keluarga itu jika:
Contoh
1. Bank itu memberikan bunga bersih 6% p.a. dan dikreditkan setiap tahun?
Contoh
2. Bank itu memberikan bunga bersih 6% p.a. dan dikreditkan setiap bulan?
Contoh
3. Bank itu memberikan bunga sebelum pajak 6% p.a. dan dikreditkan setiap
tahun?
Contoh
4. Bank itu memberikan bunga sebelum pajak 6% p.a. dan dikreditkan setiap
bulan?
Jawab:
FV dalam semua contoh di atas adalah sama yaitu Rp75 juta. Perbedaan contoh 1
sampai 4 adalah dalam periode penghitungan bunga (compounding) sehingga
tingkat bunga (i) dan periode (n) juga berbeda. Dalam contoh 1, i adalah 6% dan
n adalah 6 tahun. Pada contoh 2, i dan n adalah 0,5% dan 72 bulan. Dalam contoh
3, karena adanya pajak penghasilan 20% atas bunga tabungan, besar bunga bersih
per tahun menjadi hanya 4,8% dengan periode 6 tahun. Terakhir, pada contoh 4, i
adalah 0,4% dan n menjadi 72 bulan.
PV
= FV__
(1
+ i) n
Jawaban
1. PV = Rp75 juta__ = Rp52.872.040,5
(1
+ 6%) 6
Jawaban
2. PV = Rp75 juta__ = Rp52.372.682,3
(1
+ 0,5%) 72
Jawaban
3. PV = Rp75 juta__ = Rp56.610.053,8
(1
+ 4,8%) 6
Jawaban
4. PV = Rp75 juta__ = Rp56.264.432,3
(1
+ 0,4%) 72
2.3
Persamaan Anuitas untuk FV
Perencanaan keuangan seperti di atas
dengan setoran awal di muka atau beberapa setoran saja, dua kali dalam contoh
terakhir, pada praktiknya, jarang digunakan. Model perencanaan keuangan yang
lebih sering dan lebih realistis adalah dengan penyetoran sejumlah uang sama
besar setiap periode hingga tanggal jatuh tempo. Periode penyetoran dapat
tahunan, semesteran, triwulanan dan bulanan. Karena penghasilan di Indonesia sebagian
besar dalam bulanan, model perencanaan keuangan yang paling lazim adalah juga
bulanan. Meskipun
demikian,
perencanaan keuangan dengan periode triwulanan, semesteran, dan tahunan dapat dilakukan
dengan mudah jika kita memahami model perencanaan keuangan dengan setoran bulanan.
Semuanya menggunakan konsep dan persamaan matematika yang sama yaitu anuitas.
Berdasarkan alasan ini, akan digunakan
contoh anuitas bulanan. Contoh Jika keluarga di atas hanya mampu mengangsur
untuk keperluan biaya kuliah
putranya
kelak, berapa besar tabungan bulanan yang perlu disiapkan?
Jumlah
kebutuhan uang, periode, dan bunga adalah sama seperti contoh-contoh
sebelumnya
yaitu Rp75 juta, enam tahun lagi, dan dengan bunga 6% p.a. Karena setoran dilakukan
setiap bulan, periode dan bunga pun harus dinyatakan dalam bulan yaitu 72 bulan
dengan bunga 0,5% per bulan. Persamaan yang diperlukan tidak lagi persamaan
dasar tetapi persamaan anuitas sebagai berikut:
FV
= ((1 + i) n – 1) A ....................
(2) i
dengan
FV = nilai pada akhir periode atau nilai yang diinginkan (future value)
i
= tingkat bunga per periode
n
= jumlah periode
A
= anuitas atau setoran per periode
Jawaban
6: FV = Rp75 juta
i
= 0,5%
n
= 72 bulan
A
= anuitas atau setoran per bulan
Rp75
juta = ((1 + 0,5%) 72 – 1) A
0,5%
atau
A = Rp75 juta (0,005) / ((1,005) 72 − 1)
A
= Rp867.966,6
Pengumpulan dana dalam contoh terakhir
mengasumsikan orang tua tersebut belum mempunyai dana sama sekali untuk
mencapai tujuan keuangannya atau memulainya dari nol.
Kenyataannya, sangat mungkin saat ini
dia sudah mempunyai sejumlah uang. Jika demikian, besar tabungan bulanan
menjadi berubah. Semakin besar dana yang disetorkan di awal untuk tabungan
pendidikan ini, semakin kecil setoran periodik yang diperlukan selama periode tabungan.
Contoh
Misalkan orang tua di atas sudah mempunyai dana sekitar Rp20 juta untuk
keperluan biaya pendidikan tinggi putranya ini. Jika variabel lain diasumsikan
tidak berubah, berapa keperluan setoran bulanan untuk mewujudkan harapannya?
Jawab:
Pertama kita harus menghitung FV dari uang Rp20 juta pada hari ini dengan menggunakan
persamaan dasar. Kemudian kita menghitung selisih uang yang diperlukan di masa
datang. Selisih future value ini akan dipenuhi dengan cara mengangsur.
Kita akan menggunakan persamaan anuitas untuk menghitung tabungan periodik yang
harus dilakukan dengan n selama 72 bulan, i yang sama yaitu 6% p.a. atau 0,5%
per bulan, dan FV sebesar kekurangan di atas. Future value dari Rp20
juta, 6 tahun lagi adalah FV6 = PV (1 + i) 6 atau FV6 = Rp20 juta (1 + 6%) 6
= Rp28.370.382,3
Untuk memenuhi FV sebesar Rp46.629.617,7
(Rp75 juta − Rp28.370.382,3) dalam 72 bulan, diperlukan tabungan bulanan
sebesar:
A
= FV. i (manipulasi dari persamaan 2)
(1
+ i) n – 1
A
= Rp46.629.617,7 (0,5%)
(1
+ 0,5%) 72 – 1
A
= Rp539.639,3
Dengan demikian, setoran bulanan yang
diperlukan hanya Rp539.639,3 selama 72 bulan.
2.4
Persamaan Anuitas di Muka untuk FV
Sejauh ini, kita hanya menggunakan satu
persamaan anuitas untuk future value dengan asumsi angsuran dilakukan
pada setiap periode mulai periode 1 dan future value yang diinginkan
akan diperoleh tepat di akhir periode n, sesaat setelah penyetoran akhir pada
periode itu. Alternatif lain adalah setoran anuitas dilakukan di setiap awal
periode, mulai dari periode 1 juga, tetapi dana yang diinginkan diambil pada
akhir periode n.
Perbedaan antara keduanya adalah yang
pertama, untuk periode angsuran 12 kali mulai awal tahun, setoran dana
dilakukan setiap akhir bulan yaitu mulai 31 Januari hingga 31 Desember dan dana
yang diinginkan akan diperoleh pada tanggal 31 Desember, tepat setelah setoran
ke-12 dilakukan (atau setoran mulai 1 Januari hingga 1 Desember dengan dana
yang ditargetkan persis dapat diambil pada tanggal 1 Desember). Sedangkan pada
pola yang kedua, angsuran pertama dimulai tanggal 1 Januari dan angsuran
terakhir tanggal 1 Desember, tetapi dana diambil pada tanggal 31 Desember.
Jika model perencanaan keuangan terakhir
ini yang digunakan, kita dapat menggunakan
persamaan anuitas di muka untuk future value yaitu:
FV
= ((1 + i) n – 1) A. (1 + i) ……………….. (3) i
Perhatikan kalau perbedaan antara
persamaan (2) dan (3) untuk FV hanyalah tambahan bunga pada periode terakhir
yaitu (1 + i). Ini dikarenakan periode pertama adalah tanggal 1 Januari dan
periode terakhir 1 Desember sehingga jumlah uang yang sama sudah dapat diperoleh
pada tanggal 1 Desember. Jika dana tersebut akan diambil tanggal 31 Desember, jumlahnya
akan bertambah sebesar i karena adanya faktor bunga untuk bulan Desember
Contoh, Misalkan hari ini tanggal 1 Januari 2009. Memasuki tahun 2009 ini,
sepasang pengantin baru berencana untuk membeli apartemen di tengah kota yang
dekat dengan tempat kerja mereka.
Untuk itu, mereka memerlukan uang muka
sebesar Rp50 juta pada akhir tahun 2009. Jika bunga bersih atas tabungan yang
dapat mereka peroleh adalah 0,5% per bulan, berapa besar setoran bulanan mulai
hari ini jika dia memerlukan Rp50 juta itu tepat 11 bulan lagi yaitu 1 Desember
2009? Contoh Selanjutnya melanjutkan contoh yang di atas, berapa besar setoran
bulanan itu jika dia memerlukannya tepat 12 bulan lagi atau tanggal 31 Desember
2009?
Jawab:
Perbedaan antara contoh 8 dan 9 adalah yang pertama menggunakan persamaan anuitas
biasa sedangkan yang kedua harus menggunakan persamaan anuitas di muka. Jumlah periode
setoran untuk keduanya adalah sama yaitu 12 kali.
Jawaban
A = FV. i
(1
+ i) n – 1
A
= Rp50 juta (0,5%)
(1
+ 0,5%) 12 – 1
A
= Rp4.053.321,5
Jawaban
ke dua A = FV. i
((1
+ i) n – 1)(1 + i)
A
= Rp50 juta (0,5%)
((1
+ 0,5%) 12 – 1)(1 + 0,5%)
A
= Rp4.033.155,7
Seperti demikianlah pengaplikasian dari matematika
dalam perencanaan keuangan, ketika kita cerdas mengutak ngatik angka maka
pekerjaan kita dalam pengerjaan yang berhubungan dengan angka-angka akan
semakin mudah.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1
Simpulan
Perencanaan keuangan memerlukan dua
pengetahuan dasar yaitu matematika keuangan dan ilmu investasi (portofolio).
Studi ini membahas logika dan persamaan matematika keuangan yang diperlukan
untuk melakukan perencanaan itu dan tidak membahas pencarian produk keuangan/investasi
yang dapat memenuhi tujuan keuangan yang sudah ditetapkan.
Ada beberapa persamaan matematika
keuangan yang sangat bermanfaat untuk melakukan perencanaan keuangan baik untuk
tujuan tertentu maupun untuk kebutuhan pensiun. Persamaan-persamaan itu adalah
persamaan dasar PV dan FV, persamaan anuitas biasa untuk FV (future value),
persamaan anuitas di muka untuk FV, perpetuitas, perpetuitas bertumbuh, dan
persamaan anuitas biasa untuk PV (present value).
3.2 Saran
Tanpa
kita sadari ternyata begitu banyak manfaat dari aplikasi matematika untuk
kehidupan sehari-hari. Baik dalm bidang ekonomi, pendidikan, dan dalam berbagai
disiplin ilmu yang lainya. Oleh karena itu penulis menyarankan agar kita lebih
seius dalam mempelajari matematika dan jangan dijadikan matematika sebagai
momok yang menyeramkan untuk dipelajari kartena matematika adalah bagian sangat
dekat yang tak terpisahkan dari kehidupan kita.
DAFTAR PUSTAKA
Frensidy,
Budi, Matematika Keuangan, edisi 2, Salemba Empat, 2006
Frensidy,
Budi. “Menghitung Kebutuhan Uang Pensiun.” Bisnis Indonesia Minggu edisi
69 (6
April
2008).
Frensidy,
Budi. “Membedah Anuitas dan Perpetuitas.” Bisnis Indonesia Minggu edisi
62 (17
Februari
2008).
http://leoriset.blogspot.com/2009/01/matematika-dalam-kehidupan-nyata.html
Bagus, cukup membantu
BalasHapusthaankss
BalasHapus