KETIKA KITA JATUH CINTA
Cinta... tiada satu pun di dunia ini
yang menafikan karena cinta sendiri merupakan senyawa yang menjadi
fitrah manusia sejak dia ada. apakah kita bisa menumbuhkan benih cinta
yang ada di dalam hati sesuai dengan porsinya? Apakah kita mampu
mengsinkronisasikan cinta dengan dakwah yang telah menjadi darah daging
kita sendiri? Ataukah kita memisahkan cinta dengan dakwah lalu jatuh
terluka karena telah mencabik-cabiknya dari nyawa? Kita letakkan harapan
pada hamba, yang bahkan masih mengeja makna cinta. Sedangkan cinta
hanya mau berharap pada Ilahi Rabbi-Tuhan yang telah menjadikannya ada.
Wahai
para pengemban risalah Allah, sadarlah... Hanya kejujuran dan ketulusan
sajalah yang mampu mengalahkan semua niat yang telah ternoda di dalam
dada. Ketika niat telah terkotori dan cinta telah berharap pada selain
Allah, jujurlah pada Allah. Utarakan kepada Allah dengan sejujurnya
keinginanmu yang sebenarnya. Jika ingin bersatu dengannya, mintalah...
begitupun ketika hati ini ingin diluruskan oleh Allah, dihilangkan
bayang-bayang dirinya dari pikiran, maka mintalah... Jujurlah pada
Allah... Kenapa kita harus menutupi hal yang tampak di hadapan-Nya?
Tulus
dan jujurlah hanya kepada Allah-Rabb yang Maha Mengetahui segala isi
hati. Karena hanya Allah saja yang mampu jujur dan tulus kepada kita.
Bukan pendamping yang serba ada dngan ksmpurnaan duniawinya bahkan
lingkungan yang mungkin juga sedang futur. Tetapi dialah imam yng bkn
hnya sempurna dmata manusia tp smpurna dmataMu ya Rabb.
Lalu
ketika Allah telah membalas kejujuran itu, maka saatnya untuk tulus
kepada Alah. Tulus atas apapun keputusan Allah yang diberikannya kepada
kita. Seandainya Allah mengabulkan doa-doa kita, anggaplah ini sebagai
kado kecil dari-Nya karena kita telah jujur pada-Nya. Jika Allah
mengizinkan kita bersatu dengan kekasih hati, maka tuluskan lagi niat
kita hanya karena Allah. Maka insyaAllah perjalanan dakwah ini dengan
kekasih hati akan lebih indah dan diridhoi oleh-Nya. Sedangkan bila
Allah justru memisahkan kita dengan kekasih hati, maka kita juga harus
berusaha tulus menerima segala keputusan Allah. Ini adalah keputusan
terbaik dari Allah dan tiada yang bisa menandinginya. Yakinlah dengan
keputusan Allah ini, maka insyaAllah penggantinya akan lebih baik dari
apa yang selama ini kita bayangkan.
InsyaAllah dengan kejujuran
dan ketulusan cinta ini kita dapat melangkah di jalan yng Allah Ridhoi
dengan keyakinan teguh dan kesabaran. Semoga kita semua menjadi insan
yang mampu jujur dan tulus kepada Allah atas fitrah cinta yang telah
menjadi senyawa dalam jiwa kita. Amin...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar