Selasa, 27 November 2012

Hadits Syarat Shalat dan Shalat jumat



BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Redaksi dan Terjemah Hadits Nabi Muhammad Saw Tentang Syarat Shalat dan Shalat Jumat
2.1.1. Redaksi dan Terjemah Hadits Nabi Muhammad Saw Tentang Syarat Shalat
Sholat merupakan salah satu bentuk ibadah yang diwajibkan Allah Ta’aala kepada seluruh ummat Islam. Seorang muslim yang melaksanakan sholat dengan istiqamah, menjaga kekhusyu’an dan ikhlas untuk menyembah dan mengharap ridho-Nya akan merasakan betapa besar faidah dan fadhilah sholat baginya.
Sholat juga merupakan sebuah ibadah yang tata caranya sudah ditentukan dan dicontohkan oleh Rasulullaah Shollallaahu ‘alaihi wa sallam. Oleh sebab itulah, setiap muslim  harus tahu bagaimana tata cara sholat sebagaimana Rasulullaah Shollallaahu ‘alaihi wa sallam sholat. Bukan hanya itu saja kita juga wajib memenuhi syarat-syarat shalat agar shalat kita sempurna dan tidak hanya asal shalat.
Para ulama membagi syarat shalat menjadi dua macam. Pertama, syarat wajib shalat, dan yang kedua, syarat sah shalat. Syarat wajib shalat adalah syarat yang menyebabkan seseorang wajib melaksanakan shalat. Sedangkan syarat sah shalat adalah syarat yang menjadikan shalat seseorang diterima secara syara’ di samping ada criteria lain seperti rukun.
Syarat wajib shalat adalah sebagai berikut:
1.Islam;
2.Baliqh.
3.Berakal
Adapun syarat-syarat sah shalat adalah:
1.      Mengetahui masuk waktu. Shalat tidak sah apabila seseorang yang melaksanakannya tidak mengetahui secara pasti atau dengan persangkaan yang berat bahwa waktu telah masuk, sekalipun ternyata dia shalat dalam waktunya. Demikian juga orang ragu, shalatnya tidak sah. Allah SWT berfirman:
اِنَّ الصَّلَوةَكَانَتْ عَلىَ المُؤْمِنِيْنَ كِتَبًامَوْقُوْتاً....

Artinya:
Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman(Q.S.An-Nisa`: 103)

2.      Suci dari hadas kecil dan hadas besar. Penyucian hadas kecil dengan wudhu’ dan penyucian hadas besar dengan mandi.
3.      Suci badan, pakaian dan tempat dari najis hakiki. Untuk keabsahan shalat disyaratkan suci badan, pakaian dan tempat dari najis yang tidak dimaafkan, demikian menurut pendapat jumhur ulama. Tetapi menurut pendapat yang masyur dari golongan Malikiah adalah sunat mu’akad.
4.      Menutup aurat. Seseorang yang shalat disyaratan menutup aurat, baik sendiri dalam keadaan terang maupun dalam keadaan gelap.
5.      Menghadap kiblat. Ulama sepakat bahwa menghadap kiblat merupakan syarat sah shalat. Rasulallah Saw brsabda:
َوَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( مَا بَيْنَ اَلْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ قِبْلَةٌ )  رَوَاهُ اَلتِّرْمِذِيُّ  وَقَوَّاهُ اَلْبُخَارِيُّ

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Ruang antara Timur dan Barat adalah Kiblat. Diriwayatkan oleh
Tirmidzi dan dikuatkan oleh Bukhari
(Bulughul Maram No. 226 hal : 42)
Dalam hadits Lain :
َوَلِأَبِي دَاوُدَ : مِنْ حَدِيثِ أَنَسٍ : ( كَانَ إِذَا سَافَرَ فَأَرَادَ أَنْ يَتَطَوَّعَ اِسْتَقْبَلَ بِنَاقَتِهِ اَلْقِبْلَةِ  فَكَبَّرَ  ثُمَّ صَلَّى حَيْثُ كَانَ وَجْهَ رِكَابِهِ )  وَإِسْنَادُهُ حَسَنٌ
Artinya: Dalam riwayat Abu Dawud dari hadits Anas Radliyallaahu 'anhu : Apabila beliau bepergian kemudian ingin sholat sunat maka beliau menghadapkan unta kendaraannya ke arah kiblat. Beliau takbir kemudian sholat menghadap ke arah mana saja kendaraannya menghadap. Sanadnya hasan. (Bulughul maram hadits No.228 hal:43)
6.      Niat. Golongan Hanafiah dan Hanabilah memandang niat sebagai syarat shalat, demikian juga pendapat yang lebih kuat dari kalangan Malikiah.
2.1.2 Redaksi dan Terjemah Hadits Nabi Muhammad Saw Tentang Shalat Jumat
Shalat Jum’at merupakan kewajiban bagi setiap mukallaf (orang yang telah diberikan beban untuk menjalankan kewajiban agama) dan aqil baligh sesuai dengan dalil yang menunjukkan bahwa shalat Jum’at wajib bagi setiap mukallaf, dengan ancaman yang sangat keras bagi orang yang meninggalkannya dan dengan himmah (tekad) Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam untuk membakar rumah orang-orang yang meninggalkannya, tidaklah ada hujjah yang lebih jelas daripada perintah yang termaktub di dalam al-Qur-an yang mencakup setiap individu muslim, di dalamnya diungkapkan:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَىٰ ذِكْرِ اللَّهِ

Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah...[Al-Jumu’ah:9]
Data  yang diperoleh dari hasil analisis hadits tersebut pemakalah  menemukan hadits mengenai wanita tidak wajib shalat jum’at:
Hadits Dari Thariq Ibnu Syihab, kitab Shalat, bab shalat jum’at hadits No. 494
وَعَنْ طَارِقِ بْنِ شِهَابٍ; أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( الْجُمُعَةُ حَقٌّ وَاجِبٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ فِي جَمَاعَةٍ إِلَّا أَرْبَعَةً: مَمْلُوكٌ, وَاِمْرَأَةٌ, وَصَبِيٌّ, وَمَرِيضٌ )  رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ, وَقَالَ: لَمْ يَسْمَعْ طَارِقٌ مِنَ اَلنَّبِيِّ . وَأَخْرَجَهُ اَلْحَاكِمُ مِنْ رِوَايَةِ طَارِقٍ اَلْمَذْكُورِ عَنْ أَبِي مُوسَى ٍ



Artinya:
Dari Thariq Ibnu Syihab bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sholat Jum'at itu hak yang wajib bagi setiap Muslim dengan berjama'ah kecuali empat orang, yaitu: budak, wanita, anak kecil, dan orang yang sakit." Riwayat Abu Dawud. Dia berkata: Thoriq tidak mendengarnya dari Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam Dikeluarkan oleh Hakim dari riwayat Thariq dari Abu Musa.


Senyumlah

Manis wajahmu kulihat di sana
Apa rahasia yang tersirat
Tapi zahirnya dapat kulihat
Mesra wajahmu dengan senyuman

Senyuman...


Senyum tanda mesra

Senyum tanda sayang
Senyumlah sedekah yang paling mudah
Senyum di waktu susah tanda ketabahan
Senyuman itu tanda keimanan

Senyumlah... ...


Hati yang gundah terasa tenang

Bila melihat senyum diri kan tenang
Tapi senyumlah seikhlas hati
Senyuman dari hati jatuh ke hati

Senyumlah seperti Rasulullah

Senyumnya bersinar dengan cahaya
Senyumlah kita hanya kerana Allah
Itulah senyuman bersedekah

Itulah sedekah paling mudah

Tiada terasa terhutang budi
Ikat persahabatan antara kita
Tapi senyum jangan disalah guna

Senyum... ...

Senyumlah kita

Senyumlah... ...

Senyumlah penawar duka
Senyumlah penyejuk hati

Minggu, 18 November 2012

Fawatih Al-Suwar



BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengrtian Fawatih al-Suwar
Dari segi bahasa, fawatihus suwar berarti pembukaan-pembukaan surat, karena posisinya yang
mengawali perjalanan teks-teks pada suatu surat. Apabila dimulai dengan huruf-huruf hijaiyah, huruf
cenderung ‘menyendiri’ dan tidak bergabung membentuk suatu kalimat secara kebahasaan. Dari segi
pembacaannya pun, tidaklah berbeda dari lafazh yang diucapkan pada huruf hijaiyah.
Ibnu Abi Al Asba’ menulis sebuah kitab yang secara mendalam membahas tentang bab ini, yaitu
kitab Al-Khaqathir Al-Sawanih fi Asrar Al-Fawatih. Ia mencoba menggambarkan tentang beberapa
kategori dari pembukaan-pembukaan surat yang ada di dalam Al-Quran. Pembagian karakter
pembukaannya adalah sebagai berikut. Pertama, pujian terhadap Allah swt yang dinisbahkan kepada
sifat-sifat kesempurnaan Tuhan. Kedua, yang menggunakan huruf-huruf hijaiyah; terdapat pada 29
surat. ketiga, dengan mempergunakan kata seru (ahrufun nida), terdapat dalam sepuluh surat. Lima
seruan ditujukan kepada Rasul secara khusus. Dan lima yang lain ditujukan kepada umat. Keempat,
kalimat berita (jumlah khabariyah); terdapat dalam 23 surat. kelima, dalam bentuk sumpah (Al
Aqsam); terdapat dalam 15 surat.

2.2 Macam-Macam Fawatih Al-Suwar
Beberapa ulama telah melakukan penelitian tentang pembukaan surat Alquran, diantaranya sebagai yang dilakukan al-Qasthalani. Ia mengiventarisir Fawatih al-Suwar menjadi sepuluh macam. Sementara Ibn Abi al-Isba dalam kitabnya al-Khaqatir al-Sawanih fi Asrar Fawatih, hanya menyebutkan lima saja.


2.2.1 Pembukan dengan pujian kepada Allah (al-istiftah bi al-tsana).
               Pujian kepada Allah ada dua macam, yaitu:
1.      Menetapkan sifat-sifat terpuji kepada Allah (al-itsbat shifat al-madhiy)    dengan menggunakan salah satu lafal berikut.
a.       Memakai lafal hamdalah, yakni dibuka dengan (الحمد لله), yang terdapat dalam 5 surat.
b.      Memakai lafal (تبارك), yang terdapat dalam 2 surat.
2.      Mensucikan Allah dari sifat-sifat negatif (tanzih ‘an sifat naqshim) dengan menggunakan lafal tasbih, (يسبح\سبح\سبح\سبحن) sebagai yang terdapat dalam 7 surat.
Berdasarkan uraian di atas, ternyata masing-masing surat tersebut menetapkan sifat-sifat yang negatif. Surat-sufat yang diawali dengan pujian ini memiliki tasbih itu merupakan monopoli Allah. Dalam hal ini, tasbih dimulai dengan mashdar dan selanjutnya diikuti dengan fi’il. Ini semua dimaksudkan agar mencakup seluruh tasbih, sekaligus menunjukkan betapa ajaibnya Al-Quran itu.
2.2.2 Pembukaan dengan huruf-huruf yang terputus-putus (Istiftah bi al-huruf al-muqatha’ah).
              Pembukan dengan huruf-huruf ini  terdapat  dalam 29  surat dengan memakai 14      huruf tanpa diulang, yakni (ا\ي\هـ\ن\م\ل\ك\ق\ع\ك\ص\س\ر\     Penggunan huruf-huruf tersebut dalam pembukaan surat-surat Alquran disusun dalam 14 rangkaian, yang terdiri dari kelompok berikut:
1.      Kelompok sederhana, terdiri dari satu huruf, terdapat dalam 3 surat, yakni (ص) (QS. Shad); (ق) (QS. Qaf); dan (ن) (QS. Nun).
2.      Kelompok yang terdiri dari dua huruf, tedapat dalam 3 surat, yakni (حم) (QS. Al-Mu’min; QS. Al-Sajdah; QS. Al-Zukhruf, QS. Al-Dukhan; QS. Al-Jatsiyah; dan QS.Al-Ahkaf; (طه) (QS. Thaha); (طس) (QS. Al-Naml); dan (يس) (QS. Yasin).
3.      Kelompok yang terdiri dari tiga huruf, yakni (الم) QS. Al-Bqarah, QS. Ali     Imran, QS. Al-Ankabut, QS. Al-Rum, QS. Luqman dan QS. Al-Sajdah).
4.      Kelompok yang terdiri dari empat huruf, yakni (الر) (QS. Al-Ra’ad) dan (المص) (QS. Al-A’raf). Kelompok yang terdiri dari lima huruf, yakni rangkaian ((كهيعص (QS. Maryam) dan (حم عسق) (QS. Al-Syuara).
2.2.3        Pembukaan dengan panggilan (al-istiftah bi al-nida)
 Nida ini ada tiga macam, yaitu nida’ untuk nabi, nida untuk  kaum mukminin dan      nida untuk umat manusia.            .
2.2.4 Pembukaan dengan kalimat (jumlah) khabariah (al-istiftah bi al-jumal al-khabariayyah).
                Jumlah khabariyyah di dalam pembukaan surat ada dua macam, yaitu:
1.       Jumlah ismiyyah
                  Jumlah ismiyyah yang menjadi pembuka surat terdapat 11 surat, yaitu:
a.       (براءة من الله ورسوله) (Inilah pernyataan) pemutusan hubungan dari Allah dan rasul-Nya (QS. Al-Taubah).
b.      (سورة انزلناها وفرضناها) (ini adalah) satu surat yang Kami nuzulkan dan kami wajibkan (QS. Al-Nur);
c.       (تنزيل الكتاب من الله العزيز الحكيم) /Kitab Alquran ini dinuzulkan oleh Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (QS. Al-Zumar);
d.      (الذين كفروا زصلوا عن سبيل الله) (orang-orang kafir dan menghalang-halangi (manusia), dari jalan Allah), (QS. Muhammad);
e.       (ان فتحنالك فتحا مبينا) / Sunngguh kami telah, memberikan keapdamu kemenangan yang nyata (QS. Al-Fath);
f.       (الرحمان علم القران) /Alah Yang Maha Pemurah. Yang telah mengajarkan, (QS. Al-Rahman);
g.      (الحاقة ماالحاقة) / Kiamat, apakah hari kiamat itu? (QS. Al-Haqqa);
h.      (ان ارسلنانوحا الي قوم) /Sungguh telah mengutus Nuh kepada kaumnya (QS. Nuh) ;
i.        (انا انزلنه في ليلة القدر) /Sungguh telah menurunkannya (Alquran) pada malam al-Qadr (QS. Al-Qadr); QS. Al-Qadr;
j.        (القارعة ما القارعة) /Hari Kiamat, apakah Hari kiamat itu?(QS. Al-Qari’ah);
k.      (انا اعطيناك الكوثر) /Sungguh kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak (QS. Al-Kawtsar).

2.      Jumlah fi’liyah
              Jumlah fi’liyah yang menjadi pembuka surat-surat Alquran terdapat dalam 12 surat, yaitu :
a.        (يسئلونك عن الانفال) /Mereka bertanya kepadamu tentang pendistribusian harta rampasan perang (QS. Al-Anfal);
b.       (اتي امرالله فلا تستعجلوه) /Telah pasti datangnya ketetapan Allah itu, maka janganlah minta disegerakan (QS. Al-Nahl),
c.       (اقترب للناس حسابهم) /Telah dekat datangnya saat itu (QS. Al-Qamar);
d.      (قدافلل المئمنون) /Sungguh beruntung orang-orang yang beriman (QS. Al-Mukminun;
e.       (اقتربت الساعة) /telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalam mereka (QS. Al-Anbiya);
f.       (قدسمع الله قول التي تجادلك) /Seseorang telah meminta kedatangan azab yang akan menimpanya (QS. Al-Ma’arij);
g.      (لاقسم بيوم القيامة) /Aku bersumpah dengan hari kiamat (QS. Al-Qiyamah);
h.      (لااقسم بهذا البلاد) /Aku bersumpah dengan kota ini, Makkah (QS. Balad;
i.         (عبس وتولي) /Dia (Muhammad) bermuka Masam dan berpaling (QS. ‘Abasa)
j.        (لم يكن الذين كفروا من اهل الكتاب) /Dia Orang-orang kafir, yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan agamanya (QS. Al-Bayyinah);
k.      (الهاكمتكاثر) /Bermegah-megahan telah melalaikan kamu (QS. Al-Takatsur).
                Adapun hikmah dan rahasia adanya pembukaan surat-surat dengan nida’ yaitu untuk memberi perhatian dan peringatan, baik bagi Nabi, umatnya, maupun untuk menjadi pedoman kehidupan ini.
2.2.5 Pembukaan dengan sumpa (al-istiftah bi al-qasam).
               Sumpah yang digunakan dalam pembukaan surat Al-quran ada tiga macam dan terdapat dalam 15 surat.
1.      Sumpah dengan benda-benda angkasa, misalnya (والصفات) (Demi rombongan yang bersaf-saf) dalam QS. Al-Shaffat; (والنجم) (Demi bintang) dalam surat al-Najm; (زالمرسلات) (Demi malaikat-malaikat yang mencabut nyawa) dalam QS. Al-Nai’at; (والسماء ذات البروج) (Demi lagit yang memiliki gugusan bintang) dalam QS. Al-Buruj; (والسماء و الطارق) (Demi langit dan yang datang pada malam harinya) dalam QS al-Thariq; (والفجروليال عشر) (Demi fajar dan malam yang sepuluh) dalam QS. Al-Fajr; dan (والشمس والضحها) (Demi matahari dan cahanyanya di waktu duha) dalam QS. Al-Syams.
2.      Sumpah dengan benda-benda bawah, misalnya (والذاريات ذروا) (Demi angin yang menerbangkan debu dengan sekuat-keuatnya) dalam QS. Al-Dzariyyat; (والطور) (Demi bukit Thur) dalam QS. Al-Thur; (والتين) (Demi buah Tin) dalam QS. Al-Thin; (والعاديت) (Demi kuda perang yang berlari kencang) dalam QS. Al-‘Adiyat.
3.      Sumpah dengan waktu, misalnya (واليل) (Demi malam) dalam QS. Al-Layl; (والضحي) (Demi waktu duha) dalam QS. Al-Dhuha; (والعصر) (Demi waktu) dalam QS. Al-Ashr.

                 Hikmah dari fawatih al suwar dengan sumpah ini, pertama, agar manusia meneladani sikap bertanggung jawab; berbicara harus benar dan jujur dan berani berbicara untuk menegakkan keadilan; kedua, agar dalam bersumpah manusia harus senantiasa memakai nama-nama Allah bukan selain-Nya; ketiga, digunakannya beberapa benda sebagai sumpah Allah dimaksudkan agar benda-benda itu diperhatikan manusia dalam rangka mendekatkan diri keapda Allah, karena pada dasarnya, benda-benda itu ciptaan Allah.
2.2.6  Pembukaan dengan syarat (al-istiftah bi al-syarth).
               Syarat yang digunakan dalam pembukaan surat Al-Quran ada dua macam dan digunakan dalam 7 surat, yakni:
1.      (اذالشمس كورت) / Apabila matahari digulung dalam QS. Al-Takwir;
2.      (اذالشماء انفطرت) /Apabila langit terbelah, dalam QS. Al-Infithar;
3.       (اذالشماء انشقت) /Apabila langit terbelah, dalam QS. Al-Insyiqaq,
4.      (اذا واقعت الواقعة) /Apabila terjadi hari kiamat , dalam QS. Al-Waqi’ah;
5.      (اذاجاءك المنافقون) /Apabila orang-orang munafik datang kepedamu, dalam QS. Al-Munafiqun;
6.      (اذا زلزلت الارض زلزالها) /Apabila bumi dogoncangkan dengan goncangan yang dahsyat, dalam QS. Al-Zaljalah;
7.      (اذاجاءنصرالله والفتح) /Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dalam QS. Al-Nashr.


2.2.7  Pembukaan dengan kata kerja perintah (al-istiftah bi al-amr)
1.      Dengan (اقرأ) bacalah, yang hanya terdapat dalam QS. Al-Alaq
2.      Dengan (قل) katakanlah, yang terdapat dalam QS al-Jin, QS. Al-Kafirun, QS. Al-Falaq dan QS. Al-Nas.
2.2.8  Pembukaan dengan pertanyaan (al-istiftah bi al-istifham)
Bentuk pertanyaan ini ada dua macam yaitu:
1.      Pertanyaan, positif yang pertanyaan dengan menggunakan kalimat positif. Pertanyaan ini digunakan dalam 4 pendahuluan surat Alquran, yaitu: (هل اتي علي الانسان حين من الدهر) Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa dalam QS. Al-Dahr, (عم يتساءلون . عن البإالعجيم) Tentang apakah mereka saling bertanya tentang berita yang besar, dalam QS al-Naba, (هل اتاك حديث الغاشية) Sudah datangkah kepadamu berita tentang hari pembalasan? Dalam QS. Al-Ghasyiyah, (ارايت الذي يكذب بالدين) Tahukah kamu orang-orang yang mendustakan agama? Dalam QS. Al-Ma’un.
2.      Pertanyaan negatif, yaitu pertanyaan dengan menggunakan kalimat; negatif, yang hanya terdapat dalam dua surat, yakni (الم نشرح لك صدرك) Bukankah kami telah melapangkan dadamu untukmu, dalam QS. Al-Insyirah dan (الم تركيف فعل ربك بأصحب الفيل) Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah dalam QS. Al-Fil.
2.2.9 Pembukaan dengan doa (al-istiftah bi al-du’a)
  Pembukan dengan doa ini terdapat dalam tiga surat. Yaitu:, (ويل لكل همزةلمزة) Kecelakaan bagi setiap pengumpat lagi pencela dalam QS. Al-Humazah, (تبت يدا ابي لهب وتب) Binasalah tangan Abu Lahab dan sungguh dia akan binasa dalam QS. Al-lahab.
2.2.10 Pembukaan dengan alasan (al-istiftah bi al-ta’lil)
            Pembukan  dengan  alasan ini  hanya   terdapat   dalam QS.   Al-Quraisy (لإيلف قريش) Karena kebiasaan orang-orang Quraisy..

2.3  Pendapat Ulama Tentang Fawatih Al-Suwar
Para ulama banyak yang membicarakan masalah ini diantara mereka ada yang berani menafsirkan nya, yang mana huruf-huruf itu adalah rahasia yang Allah saja yang mengetahuinya. Ada pun penafsiran ulama itu adalah sebagai berikut:
1.      As-Suyuti menukil pendapat ibnu Abbas tentang hurup tersebut adalah sebagai berikut: diantaranya: الم  berarti الله اعلم انا yang berarti hanya aku yang paling tahu kemudian المص yang berarti A’lamu wa Afshilu yaitu hanya aku yang paling mengetahui dan yang menjelaskan suatu perkara, sedangkan المر berarti Ana Ara yang berarti aku melihat. Diriwayatkan pula dari Ibnu Abbas bahwa makna كهيعص yaitu Kaf dari kata Karim yang berarti mulia, Ha adalah Hadin yang berarti memberi petunjuk, Ya adalah Hakim yang berarti yang maha bijaksana, Ain yaitu Alim yang berarti yang maha mengetahui, dan Shad yaitu Shadiq yang berarti yang maha Benar.[7]dan sebagainya.Dikatakan bahwa pendapat ini hanyalah dugaan saja. kemudian As-Suyuti menerangkan bahwa hal itu merupakan rahasia yang hanya Allah swt sendiri yang mengetahuinya.
2.      Az- Zarkasyi berkata dalam tafsirnya ‘al-Qassyaf tentang huruf-huruf itu bahwa di dalamnya terdapat beberapa pendapat yaitu: merupakan rahasia Allah yang hanya Allah sendiri nyang mengetahuinya. Atau merupakan nama surat, dan sumpah Allah swt dan supaya dapat menarik perhatian orang yang mendengarnya.
3.      Al-Quwaibi mengatakan bahwasanya kalimat itu merupakan peringatan bagi nabi, mungkin pada saat itu beliau dalam keadaan sibuk, maka Allah menyuruh Jibril untuk memberikan perhatian terhadap apa yang disampaikan kepadanya.
4.      As-sayyid rasyid ridha tidak membenarkan al-quwaibi diatas, karena nabi senantiasa dalam keadaan sadar dan senantiasa menanti kedatangan wahyu. Rasyid ridha berpendapat sesuai dengan ar-Razi bahwa tanbih ini sebenarnya dihadapkan kepada orang-orang musyrik mekkah dan ahli kitab madinah. Karena orang-orang kafir apabila nabi membaca al-Qur’an mereka satu sama lain menganjurkan untuk tidak mendengarkannya, seperti dijelaskan dalam surat fushilat ayat 26.

5.      Ulama salaf berpendapat bahwa ‘‘Fawatih al-Suwar’’ telah disusun semenjak jaman azali, yang demikian itu melengkapi segala yang melemahkan manusia dari mendatangkan seperti al-Qur,an.
Oleh karena I’tiqad bahwa huruf-huruf itu telah sedemikian daari azalinya, maka banyaklah orang yang telah berani menafsirkannya dan tidak berani mengeluarkan pendapat yang tegas terhadap huruf-huruf tersebut.


BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1  Simpulan
 Adapun kesimpulan yang dapat kami ambil dari makalah ini adalah:
·         Fawatih as-suwar adalah pembuka-pembuka surat,  karena  posisinya  di  awal surat dalam al-quran.
·          Seluruh surat dalam al-quran dibuka dengan sepuluh macam  pembukaan  dan  tidak ada satu surat pun yang keluar dari sepuluh macam tersebut.
·         Para ulama berpendapat bahwa huruf-huruf fawatih as-suwar itu secara umum telah sedemikian azali maka banyak ulama yang tidak berani  menafsirkannya dan tidak berani
mengeluarkan  pendapat  yang  tegas  terhadap  makna  huruf-huruf tersebut.
·         Pembukaan-pembukaan   surat  yang    ada  di   dalam   Al-Quran.  Pembagian Karakter pembukaannya   adalah  sebagai  berikut.  Pertama,  pujian  terhadap Allah swt yang dinisbahkan kepada  sifat-sifat  kesempurnaan  Tuhan.  Kedua, Yang  menggunakan   huruf- huruf  hijaiyah;  terdapat  pada  29  surat.  Ketiga, dengan mempergunakan kata seru(ahrufun nida), terdapat dalam sepuluh surat. lima seruan ditujukan  kepada   Rasul   secara   khusus. Dan    lima   yang   lain ditujukan kepada umat. Keempat, kalimat  berita (jumlah khabariyah); terdapat dalam 23 surat. kelima, dalam bentuk sumpah  (Al-Aqsam);  terdapat  dalam 15 surat.

3.2  Saran
Penulis hanya manusia biasa, yang tak pernah lepas dari salah dan khilap apalagi kalau harus mengukur dari kemampuan dan skill yang kami miliki, tentu masih sangat jauh dari suatu kepantasan dan kebenaran yang sebenarnya. Maka dari itu untuk merubah suatu kesalahan, menjadi kekuatan penulis berharap adanya kritik dan saran yang membangun agar makalah selanjutnya bisa memiliki nilai dan manfaat yang baik. 


DAFTAR PUSTAKA
al-Suyuti, Al-Itqan fi Ulum  Al-Quran, (Semarang: Toha Putra, 1982).
al-Hasni, Mahmud bin Alawi al-Maliki, Mutiara Ilmu-ilmu Al-Quran, Bandung,   Pustaka Setia, 1998.
Chirzin, Muhammad, Al-Quran dan Ulumul Qur’an, Yogyakarta, PT Dana Bhakti  Prima Yasa, 1998.