IZINKAN
AKU MENGELUH
Ini
tentang cerita kehidupan, kehidupan yang penuh dengan luka liku perjalanan. Tak
mudah memang untuk menyusurinya, namun disanalah letak makna dari kehidupan itu
sendiri. banyak asa, rasa, suka dan duka. Yahh seperti saat ini, seperti detik
ini yang aku rasakan. Rasa pahit asam masa lalu yang masih membekas dalam
benak, masa manis dan lada masa ini, yang sedang aku nikmati dan aku jalani dan
masa penuh Tanya yaitu dimasa depanku yang ada di depan mata. Rumput hijau dan
ilalang inilah yang selalu menemani keheningan ku setiap aku mengenang semua
memori nostalgia setiap detik gambaran hidupku, dan gemercik air itu, serta
sepoi angin yang selalu memanjakanku jika aku tersesat dalam memori kelamku..
indah nya tempat ini membuat aku nyaman dan betah menghilangkan penat dan menunggu
waktu kedatangan janjinya kepadaku..ya..tempat ini, tempat dimana rangkaian
janji terucap dan bahkan sampai saat ini kata itu sangat sangat masih terngiang
ditelingaku.
Tak lama
aku terhanyut dalam alunan nada suram tiba-tiba “hei nona manis”. Sapaan itu
membuatku sedikit terenyah dan membuatku tersadar dari lamunan. “suara itu…”
aku melirih dalam hati, dan ia ternyata benar, suara yang tak asing aku dengar
ditelingaku setiap ucap katanya, nada suaranya, dan cirri khas sapaannya.
Dadaku berdegup kencang, anganku melayang tinggi tak terbatas, jiwaku seolah
terbawa angin terombang ambing bak daun kering yang jatuh, ya Rabb ada apa
ini?bahkan aku tak kuasa melirik sumber suara sapaan tadi. Sekali lagi aku
mendengar “hei,,gadis kecil “ dan kini panggilan itu seolah-olah memberikan
energy untuk aku meliriknya. Luar biasa bayangan itu kini Nampak diretina
mataku berwujud dikedua bola mataku dan nyata dihadapanku. Sesosok makhluk yang
tidak asing dalam pandanganku yang telah lama hilang dan kini dia berdiri
dibelakangku. “ka..ka..kamu..” aku tertegung melihat bayangan itu hadir lagi
dalam pandanganku, tak ada yang berubah darinya hanya ada sedikit garis-garis
halus disekitar wajahnya, namun tak sedikitpun merubah pancaran khas wajahnya
yang selama ini aku kenal. “Ya..apa kabarmu nona manis” pertanyaan itu membuat
aku kelu bahkan tak dapat lagi aku berani menatap wajahnya yang memberikan
senyuman hangat seperti 8 tahun yang lalu tak ada yang berubah darinya, dia
berjalan dan duduk mendekatiku, dengan jarak yang tidak terlalu dekat karena ia
tahu bagaimana karakterku dan aturan ketat yang dibuat ibu kepadaku. Aku tersenyum
seakan senyuman itu adaLah senyuman paling indah yang pernah aku lakukan.
“kemana saja kamu selama ini? Kamu tahu setiap hari aku menunggu mu disini?
Sampai aku jenuh harus menunggu dan menunggu, tapi entah knapa hari ini kaki ku
merasa ingin melangkah lagi ke tempat ini dan ternyataa…” tak sempat aku
membereskan ucapan ku tiba-tiba dia berbicara dengan gayanya yang kalem, dingin
cuek dan menenangkan “dan ternyata aku menepati janjiku..”dia melanjutkan
kata-kataku dengan senyumannya yang selalu ikhlas dia keluarkan untukku. “ Aku
masih tetap belum percaya kau tampak dihadapanku lagi dan ada di tempat ini lagi,
kau tahu berapa lama kau menghilang tanpa jejak?lihat sekarang dirimu
tanda-tanda kriput sudah mulai tumbuh “. Aku berbicara sedikit meledek dan
lumayan sedikit mencairkan suasana. “kamu tetap tidak berubah ya sejak kecil
sampai sudah dewasa seperti sekarang ini tetap saja mungil, dan bawel tapi kamu
tambah cantik dan manis.” Dia membalas gurauanku sembari tersenyum tenang dan
sedikit memuji. “8 tahun yang lalu kamu masih SMP kelas 1 ya, aku masih ingat
pertama aku bertemu denganmu yang masih sangat lugu kamu hampir tertabrak motor
gara-gara kamu jalan-jalan pinggir jalan sambil ngelamun untung ada aku coba
kalu ngga? Gak bisa ketemu aku lagi kan sekarang?” dia mengajak ku bercerita ke
masa lalu dengan gaya ceritanya yang sedikit menggemaskan, mengajaku mengenang
masa-masa aku pertama mengenalinya dan bersahabat dengannya. Memang usiaku
dengan nya terpaut lumayan jauh waktu itu aku berumur 12 tahu dan dia 18 tahun
ya seorang cowok ABG menolong seorang anak kecil yang baru akan menginjak remaja.
dia sesosok pemuda yang baik hati, pintar dan tampan pula, tak sedikit juga
orang-orang bilang dia mirip artis korea yang entah orang-orang menyebutkan
nama artis itu siapa. aku tidak perduli dengan semua itu. Karena yang aku tahu
aku telah ditolong oleh seorang pemuda tampan. “iya makasih dulu udah nolongin
aku, kaya yang gak ikhlas nolongin, disebut-sebut terus, meningan gak
ditolongin sekali deh gak apa apa biarpun gak ketemu kamu lagi” geramku sedikit
kesal. “eehh.. nona manis mulai kesal, hehe..kamu tambah cantik deh. Aku baru
sadar nay sekarang udah jadi mahasiswi sih”. Dia mulai lagi berceloteh dan
meledek aku seperti dulu. Tak ada yang berubah darinya gayanya yang humoris
serta semua kelakuannya yang konyol. “ih kamu ya, mentang mentang udah jadi
dokter” kata ku bergurau. “lha darimana kamu tahu aku jadi dokter sekarang?” dia
balik bertanya padahal tadi aku niat menjawab seadanya yang ada diotaku. “
hah?emang beneran sekarang kamu udah jadi dokter?”padahal tadi aku Cuma asal
nebak aja, ia kamu belum cerita kemana aja kamu selama ini?”
Dia tersenyum sambil menatap
lepas air sungai yang mengalir tanpa menatap kearahku. “ maaf nay, sebenarnya
dulu aku gak bermaksud buat ninggalin kamu tanpa pamit, Cuma wktunya pada saat
itu sangat mepet, tapi untung tiap kali kita kesini aku slalu berkata pasti
suatu saat ketika kita harus berpisah kita akan bertemu lagi di sini dan
kenyataannya ia kan, kita bertemu lagi di tempat ini. Waktu itu aku dapat
peluang beasiswa buat nerusin kuliah di luar kota nay, dan kebetulan aku lulus
hingga akhirnya sekarang aku telah lulus
menjadi lulusan terbaik hingga aku langsung dipekerjakan disebuah Rumah
sakit dan langsung dapat izin praktek.”
“ tunggu..tunggu.. memangnya kamu kuliah dimana sama ngambil jurusan
apa?ko bisa jadi dokter?” belum selesai dia berbicara, aku memotong omongannya
dengan pertanyaan yang membuatnya tertawa tak tahu apa yang lucu dari
pertanyaanku. “hahah nay, nay, kamu itu meskipun udah mahasiswi tetepa aja kaya
anak SMP kelas 1 ya?” aku meliriknya kesal, namun dia tidak perduli dan
melanjutkan cerintanya “aku dapet beasiswa kedokteran di jogya, dan berjuang
disana sampai akhirnya Alhamdulillah aku bisa kembali lagi kesini melihatmu,
yang sekarang telah tumbuh menjadi wanita dewasa” aku hanya diam dan tersenyum
kecil menanggapinya.
***
Hari itu berlalu dengan indah,
dia seorang sahabat dimasa lalu ku sekaligus seorang kaka terbaiku sampai hari
ini, tapi entah kenapa keberadaannya saat ini membawa suasana yang berbeda, tak
tau apa yang berbeda namun yang jelas ada perasaan aneh tergelintir dalam
diriku saat ini. “nay bagaimana kuliahmu nak?” ibu sudah lama tidak mendengar
ceritamu tentang perkembangan kamu dikampus? Ibu mendekatiku dan duduk
disebelahku. Dan tempat inilah tempat favorit aku dan ibu jika ada dirumah,
sebuah teras rumah yang sederhana namun indah dengan adanya bunga-bunga yang
aku tanam disekitar pelataran rumahku sejuk sekali rasanya jika duduk ditempat
itu. rumah kami memang kecil dan sangat sederhana karena aku hanya tinggal
berdua dengan ibu, semenjak aku mengenal bahasa ibu tidak pernah menceritakan
sosok ayah kepadaku bahkan sampai saat ini aku belum tahu siapa dan bagaimana
sosok ayahku, jika aku bertanya tentang ayah, ibu pasti mengalihkan pembicaraan
yah seperti itulah kehidupan ku. Aku adalah Kanaya ya ibuku memberi nama aku
dengan sebutan Kanaya azalea Lubis dan aku tahu pasti nama lubis itu adalah
peninggalan ayah satu-satunya karena ibu ku asli tulen orang bandung dan kami
pindah rumah dari Jakarta ke Bandung saat aku keluar dari SMP, karena mungkin
tadinya ibu ikut dengan ayah dijakarta ya meskipun ibu tidak banyak cerita
tentang ayah namun aku selalu bisa menebak setiap ucapan-ucapan ibu yang ibu
lontarkan setiap kali bercakap denganku. aku meneruskan sekolahku dibandung dan
menetap sampai saat ini. sekarang kami menetap disini kota bandung . dari
sanalah aku berpikir bhwa aku tahu aku adalah seorang keturunan bandung-medan
dari nama belakangku. Ibu ku adalah seorang ibu skaligus ayah buat ku ibu
mempunyai kesibukan dengan bisnis catringnya yang Alhamdulillah sudah di kenal
dimana-mana,jadi penghasilan kami untuk kebutuhan sehari-hari tercukupi dari
usaha itu, tak jarang juga aku selalu membantu buat mengantarkan catring
pesanan langganan ibu, ibu juga mempunyai 3 orang karyawan di temapat
catringnya dan punya tempat khusus buat usahanya ya meskipun sederhana tapi
alhamdulilah. “eh..iya bu, alhamdullillah kuliahnya baik-baik saja, malah
kemarin sempat ada tawaran buat ikut sleksi study banding ke newzeland tapi aku
belum jawab mau ikut atau nggak nya bu.”
“eh..kenapa gak ikut nak, ikut aja itu kan kesempatan buat kamu, katanya
kamu mau tau gimana diluar negri yak kan?” ibu paling tahu apa yang anaknya
inginkan memang kalo boleh aku sombong otaku lumayan bisa diperhitungkan,
bahkan aku bisa kuliah pun dengan modal beasiswa. Aku hanya tersenyum
menanggapi pernyataan ibu. “bu, ibu tahu kan sahabat kecil aku dulu, kak fatur,
dia kemarin pulang bu dan sekarang dia udah jadi dokter.” Aku mengalihkan
cerita dan bercerita kepada ibu tentang hari kemarin. “siapa nay?fatur?oh yang
dulu nolongin kamu ya, ia ibu masih ingat wah dia udah gede ya sekarang, memang
dia pantas jadi dokter selain baik dia tampan pula.” Jawab ibu sambil sedikit
melihatku dengan tatapan yang aku kurang mengerti. “iya bu, gak kerasa pula dia
udah jadi orang dewasa sekarang, dulu waktu aku masih SMP dia yang suka jailin
aku terus, tapi dia juga suka ngelindungin aku aneh rasanya sekarang kalo
ketemu dia bu.” Aku sedikit curhat sama ibu tentang dia. Tapi ibu hanya
memberikan senyuman sambil mengelus kepalaku dan beranjak pergi ke dalam rumah.
Hari ini adalah hari minggu, ya ini hari libur kuliah ku, dan seperti biasa
hari ini biasanya aku berkumpul bersama anak-anak di sekitar tempat tinggalku,
berbagi cerita, bernyanyi dan sedikit mengajarkan ilmu keagamaan yang aku
pahami. Aku senang anak-anak maka dari itu setiap satu minggu sekali aku
kumpulkan mereka disebuah madrasah kecil yang tidak jauh di dekat rumah. Dan
setiap pulang dari madrasah aku pasti mampir kerumah nabila, ya dia adalah
sahabatku sejak SMA sampai sekarang dibangku kuliah. Dia pindah kedaerah tempat
tinggalku waktu dia SMA kelas dua dan semenjak saat itulah aku gak ngerasa sendiri
disini karena kemanapun aku pergi pasti dia ada, dan dia tahu semua cerita
tentang aku termasuk cerita tentang dia. “assalamualaikum nabila…nabila..”
seperti biasa ketika aku kerumah nabila nada panggilan khas dari masa SMA
sampai sekarang aku masih pertahankan dan pasti orang-orang dirumah nabila jika
mendengar suara itu sudah pasti aku dan tak ada lagi orang lain yang berkunjung
kerumahnya dan berteriak-teriak seperti aku.
“ia nay masuk aja gak dikunci ko,
tanggung nih lagi beresin dulu kamar aku sendirian dirumah, ibu sama bapak udah
pergi kepasar”. Terdengar suara didalam mempersilahkan masuk tanpa membukakan
pintu, memang itu kebiasaanya berhubung dia juga anak satu-satunya jadi ketika
ayah dan ibu nya berangkat kerja dipasar otomatis dia sendiri. “kebiasaan deh,
kalo aku bertamu pasti suruh buka pintu sndiri” aku menggerutu saat memasuki
rumah nabila. Tanpa basa basi aku duduk di ruang tamu dan tak lama nabila pun
keluar sambil membawa segelas the manis buat disuguhkan untukku “waahh tau aja
kamu bil aku lagi aus nih..” kataku sambil ku teguk langsung segelas teh manis
yang disuguhkan nabila “yee..emang biasanya juga kamu kaya gitu kalo kesini,
dasar naya huh” jawab nabila sedikit ketus sambil senyum terpaksa. “oia bil
kamu tau gak akhirnya dia datang lagi.” “dia?dia siapa nay?” nabila bertanya
penasaran “seseorang teman kecil ku yang selalu aku ceritakan sama kamu, dia
yang suka jailin aku, tapi dia juga yang selalu ngelindungi aku waktu aku kenapa-napa,
aneh rasanya bil sekarang dia udah jadi cowok usia 26 tahun, aku pikir dia gak
akan kembali lagi ke tempat itu tapi…hmmm perasaan ku dulu sama dia biasa ajah
layaknya perasaan ade ke kakak nya, tapi kamu tau bil sekarang ada rasa yang
aneh saat bertemu dengan nya, kata dia sekarang dia juga praktek diklinik depan
jalan raya itu dikampung sebelah jadi dia bisa lebih sering menemui aku lagi
sekarang, menurutmu gimana bil?” aku bertanya pendapat kepada nabila, karena
hanya dia satu-satunya sahabat dekatku saat ini. “menurutku kamu sekarang lagi
sakit nay.” Nabila berkomentar tanpa penjelasan “maksudmu aku sakit apa?” aku
mengerutkan kening tanda ketidak mengertianku dengan pernyataan bila tadi
“hahah..sekarang kan kamu bukan anak SMP lagi bil, kamu kan sekarang mahasiswi
tingkat 3 21 tahun kepala 2 pula, masa kamu gak ngerti?kamu lagi sakit
asmara..heheh, kamu suka ya sama siapa tuh temen yang kamu anggap kakak mu
itu?” celetukan bila seolah membuatku berfikir kemana arah pembicaraannya.
“ih..kamu itu apa-apan sih bahas itu segala ya gak mungkinlah bil, kamu itu
ada-ada ajah yang bener atuh ngasih saran teh, mau aku guyur neh pake air
teh..!” aku menyudahi pembicaraan dengan nada sedikit mengancam nabila, tapi
nabila malah tersenyum lebar dan keliatan puas melihatku sepeti ini. “hmmm udah
siang ya, jam berapa sih?aku pulang yah kayanya ibu sudah nunggu dirumah.”
Kataku sambil pamit “ih..kamu baru juga jam 10, biasanya juga pulang ba’da
dzuhur” nabila sedikit menahan ku. “ iya maaf untuk hari ini aku gak bisa
lama-lama, tadi ibu pesen katanya jangan terlalu siang ada catring khusus yang
harus aku antar . Besok juga ketemu dikampus, aku pamit yah asalamualaikum
bila.” “iya waalaikumsalam..hati-hati nay”.
***
Yah..tengah hari bolong yang
menyenangkan, ditemani tumpukan makanan dalam dus kotak dan si cantik motor
metik berwarna merah bergambar animasi kartun cwe berhijab yang sedikit
tersenyum lucu yang selalu menemaniku kemanapun aku pergi. Kampung sebelah
sekarang yang jadi tujuan pesanan catring ibu ku. “Assalamualaikum..catring bu
enci datang.” Tak lama kemudian ibu-ibu paruh baya membukakan pintu rumahnya
“waalaikumslam..ehh neng naya, catring dari ibu ya?” memang tanpa aku kenalkan
diri pun orang-orang daerah sini semua nya hampir mengenali ku dan catring
ibuku jadi jangn heran kalo banyak yang mengenali ku tanpa harus berkenalan
terlebih dahlu. “eh..iya bu, ibu ratih ya..ini catringnya 10 bungkus nasi kotak
ya bu silahkan dilihat dulu takut nya ada yang kurang.” Jawabku sambil
menurunkan nasi kotak di motorku. “ ia
nenk 10 bungkus, kayanya udah semuanya lengkap, makasih ya nenk apa gak mampir
dulu masuk sambil minum teh?” ibu ratih menawarkan secangkir teh namun aku
tolak karena tadi aku menghabiskan segelas teh dirumah nabila. “ngga bu,
makasih saya pamit ya bu, kalo ada apa-apa, yang kurang atau apa tinggal
telepon aja ya bu, nanti pasti saya kembali lagi.” Pamitku sambil ku parkirkan
sicantik dan pergi pulang.
Dan hal yang tak pernah aku duga
sebelumnya, ban motor ku kemps sungguh sialnya aku hari ini. “iihhh..kenapa sih
kamu, tiba-tiba aja kemps disini, gak tau waktu banget heuuhh.. “ aku
menggerutu sendiri, ngomel ngomel di depan motor seolah motor itu hidup dan
hanya bisa tertunduk lesu mendengar omelan majikannya. Saat-saat seperti inilah
hal yang paling menyebalkan dalam hidup, ditengah tengah terik matahari, udara
kota bandung yang panas serta style hijabku yang menambah suasana mendorong
motor jadi tambah menyebalkan, tapi tiba-tiba. “hei nona manis, ngapain dorong-dorong
motor kaya gitu, pantes banget si jadi tukang ojeg.” Ya itu memang dia suaranya
tak lantas hilang mengiang ditelingaku,sapaan khas nya yang tak mungkin orang
lain menyapa dengan sapaan itu dan ledekannya yang konyol Cuma agak
menyebalkan. “huh..kamu lagi, ngapain sih kamu ada disini?” aku hanya berkata
sambil memalingkan muka, ya sedikit gengsilah secara lagi dorong-dorong
motor.hmm “yeee ini memang daerah kekuasaan aku sekarang, kamu lupa ya, apa
jangan-jangan sengaja kesini buat cari aku ya?mau dibantuin gak nona?” tawaran
nya dan ocehannya membuat kepala ku berpikir, kalo aku dorong sendiri terus gak
akan kuat tukang tambal ban nya jauh kalo dibantu dia huh..lagi lagi dia datang
disaat aku membutuhkannya ya Alloh tanda apa ini. Tanpa aku menjawab dia
mengambil alih posisi ku dan membawa motorku. “eehhh mau dibawa kemana
motorku.” “tenang aja tidak akan aku jual ko, dasar nona bawel, tunggu aja di
disini kebetulan ada pohon rindang, cukup lah buat kamu istirahat dan berteduh
sambil menunggu motormu bisa dipakai kembali.” Tanpa aku komen aku diam dan
menunggunya ditemapt yang tadi dia tunjuk. Setengah jam berlalu, dia datang
dengan si cantik motorku. “hmm makasih buat bantuannya, lagi-lagi kakak udah
nolongin aku.” Ucapku “hahaha..sejak kapan kamu panggil aku kakak?” bisanya
juga kamu, udah nyadar ya sekarang aku udah gede?” dia malah tertawa aku
memanggil dia kakak, memang sejak dulu sampai sekarang dia enggan sekali
dipanggil kakak. “ih..kamu memang menyebalkan dari dulu sampe sekarang ya, aku
heran kenapa ko ada ya pasien yang mau diobati sama dokter kaya kamu..! maaf
sudah siang, ibu sudah nunggu, aku belum shalat dzuhur, sekali lagi makasih
assalamualaikum.” pamit aku sambil memberinya muka sedikit asem “iya nona
manis, waalaikumsalam hati-hati.
***
Okeh sekarang saatnya aku
kenalkan dunia kampus, seperti biasa dari hari senin sampai kamis jadwal kuliah
ku. Dan aku tak pernah sendiri nabila selalu ada di sampingku kebetulan satu
kampus, satu kelas dan satu fakultas. Ya fakultas ekonomi menjadi pilihan
kami berhubung keluarga kami sama-sama
berbisnis jadi kami berpikiran sama dengan harapan mengembangkan bisnis
keluarga dan meneruskannya ya dengan jalan mendalami ilmu ekonomi. Disinilah
kelas ku sebuah ruangan luas dengan deretan kursi yang rapih, bersih, ber AC
pula dan sebuah infokus telah siap
menunggu tayangan-tayangan yang akan ditampilkan dosen atau mahasiswa yang siap
untuk prsentasi. Aku duduk bersebelahan dengan nabila dan dibelakangku terlihat
ada feri ya dia adalah sesorang yang selalu berusaha cari perhatianku
huh..sangat mengganggu jika dia udah ngelakuin hal-hal yang menyebalkan. Jadi
teringat hal konyol yang dia lakuin saat jam istirahat dikampus. Waktu itu
dia mengajak aku ke tengah-tengah lapang
basket, tempat prakteknya orang-orang PJKR tentu tak hanya satu atau dua orang
yang ada disana tapi puluhan bahkan ratusan orang, tak taulah aku tidak terlalu
memperhatikan itu. “hei nay, ikut aku yu, aku ingin menunjukan sesuatu sama
kamu.” Ajaknya “menunjukan apa fer?” tanpa curiga aku mengikuti nya dan
sampailah aku dilapang basket tadi. Tiba-tiba dia ninggalin aku ditengah-tengah
lapang dan dia berlari menuju tangga dan naik ke lantai dua kampus, aku heran
pa yang mau dia lakuin. Dan tak kusangka dia berterik “kanayaaaaaaaaaaaaaa…..kamu
tahu kenapa matahari itu tidak berkedip?”. Dia berteriak seperti orang stres
dan menanyakan hal yang konyol sangat tak masuk akan dalam hati aku menggerutu
“kenapa ini anak, salah minum obat apa, lagian emgnya mata sapi bisa berkedip.”
Dan tanpa aku menjawab dia meneruskan kata-katanya “ matahari itu tidak mau
berkedip karena dia tidak mau mengedipkan cahayanya untuk orang seindah kamu
nay.” Aku tidk mengerti sungguh dari ungkapan feri tadi aku hanya bisa melongo
terpongoh-pongoh melihat kelakuannya dn tiba-tiba tanpa ku sadari mulutku
berucap “ apa-apaan sih kamu ini feri?apa maksudmu?” “nay, aku hany ingin kamu
tahu, bahwa gak ada lagi yang indah di hidupku selain kamu.” Tanpa aku menunggu
dia selesai aku berlari pergi dari temapt itu, sungguh peristiwa yang sangt
memalukan, bayangkan tak hanya puluhan mata yang menatap tapi ratusan mata yang
menyaksikan kekonyolannya, dengan sorak-sorak para penonton dilapangan itu aku
mengis dan menghampiri nabila, ya memang dia satu-satunya tempat aku berbagi
segala sesuatu, namun apa yang terjadi nabila yang awalnya kelihatan iba
melihat aku menangis dan mendekapnya tiba-tiba tawanya meledak ledak seperti
bom hirosima dan Nagasaki ketika mendengarkan ceritaku tentang apa yang
dilakukan feri tadi. “ hei nay, tugas mu MSDM mu beres?” pertanyaan nabila
menyadarkan lamunanku tentang feri. “kenapa kamu nay, ditanya ko malah kaya
orang yang sedang mengingat-ngingat hal yang menakutkan.” Belum aku menjawab
nabila tau kalau aku sedang memikirkan hal yang sangat mengerikan dalam sejarah
hidup ku. “em..ngga,nggak kenapa-napa ko, eh ia kenapa tadi kamu nanya apa?”
aku tidak mungkin cerita kalau aku sedang membayangkan kejadian dengan feri
lagi ke nabila karena aku tau dia pasti akan tertawa seperti orang gila.
“huhh.. kamu tugas MSDM kamu udah belum? Yang aku mah belum, aku belum dapet
sumbernya,ai kamu gimana?” nabila mengulangi pertanyaannya. “ iya sama aku juga
belum beres baru beberapa poin yang aku bereskan,nyantay aja , nantikan
dikumpulinnya juga pas UTS yak an? Masih sebulanan lagi ini.” Jawabku santai.
Dan inilah saatnya dosen yang ditunggu-tunggu akhirnya msuk ya mata kuliah yang
kurang aku sukai, aku sendiri tidk tahu kenapa bisa tidak suka dengan mata
kuliah yang satu ini mungkin factor utamanya adalah pembawaan dosennya yang
selalu monoton dan mengubrak ngabrik pokok-pokok bahasan materi kuliah ekonomi
manajerial, huuhh sumpeh deh bawaannya ngantuk sama satu pun materi gak ada
yang terselip dimemori otakku semuanya diubrak abrik sama cerita-cerita
pengalaman nya yang entah ada hubungannya atau tidak dengn pokok bahasan, namun
apa boleh buat ini adalah perjuangan, amanah dan tugas harus tetap semangat. Ya
seperti itulah keseharianku di kampus. Dengerin dosen, dapet tugas, buat
makalah, observasi, diskusi, berargumen dan bla..bla..bla..
***
Kembali mengingat dia, dia yang
selalu jadi Tanya dalam hati ini, dia yang selalu hadir dalam angan ini dan
bayangan dia yang selalu dan dimanapun mataku terbuka, oh ya Alloh pertanda
apakah ini? Grrrttt..grtttt..grrttt.. aku tersentak dari lamunanku suara getar
handphone ku berbunyi ada satu pesan yang ku terima dan aku terkejut ketika aku
baca isi pesan itu.
085223xxx : hei nona manis, apa
kabarmu malam ini sudah hampir sebulan lagi kita tidak bertemu, apa kabar
dengan ibu mu?semenjak aku kembali belum pernah aku bertemu ibu lagi.”)
Tanganku bergetar saat membaca
pesan itu, dadaku berdegup kencang entah apa yang terjadi dengan ku. Aku
bingung darimana dia dapat nomor telepon aku. Aku tak tahu harus menjawab pesan
itu dengan tulisan apa tapi aku mencoba memberanikan diri mengetik.
Balas : ia, ibu baik. :D
085223xxx: yee jutek amat sii
nona :p samapikan salamku sama ibu. Besok-besok aku main kerumahmu. Bukan buat
ketemu kamu tapi buat ketemu ibu :p hihi
Balas : dasar dokter aneh, siapa
pula yg mau ktmu km..!! :@
Dan sudah tak ada lagi balasan
darinya, aku juga tidak terlalu memperdulikan darimana dia dapat nomor telepon
aku, tapi meskipun begitu sms itu membuat malam ku terasa sangat singkat. hmmm
kenapa lagi ini ya rabbi.
***
kadang setiap ada waktu senggang
aku sempatkan untuk pergi ke tempat biasa tempat dimana aku bisa mengenang dia.
Ya seperti itulah meskipun sekarang keadaan nya sudah berbeda namun tak ada
yang hilang dan yang berubah ditemapt ini, masih sama seperti 8 tahun yang lalu.hmm
belum sempat aku terhanyut ke alam bayang sosok nya tiba-tiba nyata
dihadapanku. “ nona manis, lagi mikirin aku ya?” seperti biasa pasti kata-kata
itu yang keluar dari mulutnya. “yee..apaan nggak enak aja, memangnya kalau aku
kesini Cuma buat mikirin kamu apa?!” jawabku sinis seperti biasa. “hei nona
jutek, nanti malam aku mau berkunjung kerumahmu sekalian silaturahmi, kebetulan
aku gak ada dinas malam. bilang sama ibu masakin makanan kesukaan aku yah ibu
mu kan hafal bener apa yang aku suka, aku gak punya waktu banyak jangn lupa
sampein ya.” Dia hanya berucap dan pergi bagai angin yang mengirim pesan. Tapi
kata-katanya lagi-lagi membuat hati ini merasakan hal yang aneh, entah apa yang
jelas membuat ku tak henti tersenyum sendiri sepanjang perjalanan pulangku dari
tempat itu. “assalamualaikum bu, nay pulang..” aku membuka pintu rumah sambil
mencari ibu “waalaikumsalam eh nay, dari mana aja?ibu nunggu kamu lo dari tadi,
anter ibu belanja yu?” ibu menjawab salam ku dan tanpa menghiraukan aku baru
datang, ibu sudah mengajaku belanja, tapi tetap itu perintah yang tak dapat aku
abaikan “okeh, siap bu bos..! eh ia bu emm,tadi aku ketemu kak fatur dan
katanya mau kerumah ketemu ibu,katanya sih kangen, semenjak dia kesini belum
sempet ketemu ibu. Dan katanya juga dia minta dimasakin tumis kangkung sama
tempe goreng,biasa tuh makanan kesukaan dia.” Aku menceritakan pesan dia ke
ibu. Ibu terdiam sejenak, raut mukanya berubah 180 drajat seolah-olah berusaha
menyembunyikan sebuah kesedihan, namun aku tak dapat ibu bohongi seberapa
pintar pun ibu menutupinya aku pasti tau. “bu..ibu..kenapa?ada yang salah
dengan kata-kata nay?apa ibu tidak mengizinkan kak fatur kerumah?”. Aku mencoba menyadarkan lamunan ibu
“oh..iia.. kenapa nay?maaf ibu hanya teringat seseorang kalo melihat perawakan
nak fatur dan makanan kesukaannya, ngga apa-apa ko, ibu gak ngelarang lagian
ibu juga penasaran seperti apa dia sekarang.” Sahut ibu sambil mencoba
mengembalikan kembali mimic mukanya.
***
Hidangan makanan pun tertata
rapih dimeja makan, ada yang special memang dengan malam ini, begitu juga
dengan apa yang aku rasakan saat ini sangat terasa ada yang istimewa malam ini.
“wahh..naya cantik sekali kamu mala mini, gaun merahmu dan jilbab mu itu sangat
cantik.” Ibu memujiku dengan sedikit heran, karena tidak biasanya aku berdandan
seperti mau keondangan kaya gini. ‘haduuhh ibu apaan sih, perasaan biasa aja,
naya biasanya juga pake baju ini.” Aku menjawab pujian ibu dengan sedikit
ngeles, padahalkan bener baru kali ini aku seperti ini. Tuk..tuk..tuk..
“assalamualaikum..” dugdegdeg..dada ini seperti mesin yang lepas kendali ya
Alloh suara itu. “waalaikumslam” ibu yang akhirnya menjawab salam dan
membukakan pintu, tapi apa yang terjadi setelah pintu itu terbuka, setelah
wajah itu tanpak di depan mata ibu, ibu tidak berkata sepatah katapun ibu hanya
diam membisu dan menatap fatur dengan mata berkaca-kaca dengan raut wajah yang
tak bisa aku baca, sungguh aneh nya ibu malam itu. “ibu apa kabar?” dia meraih
tangan ibu dan menciumnya sambil basa basi bertanya kabar. “alhamdulilah ibu
baik nak, nak fatur sekarang tambah ganteng ya, sungguh ibu tidak dapat menahan
haru melihat nak fatur sekarang, ayo nak silahkan duduk.” Ibu mempersilahkan
duduk “iya bu terimaksih, ah ibu bisa aja, justru saya yang kaget melihat ibu
masih seger, tak ada yang berubah dari ibu tetep cantik sama kaya anaknya.”
Celetukannya membuat aku dan ibu tersenyum. Makan malam yang indah dia
menyantap masakan ibu dengan lahap dan tanpa ada makanan yang tersisa. Tapi ada
yang aneh dengan ibu setiap ibu memperhatikan fatur ibu selalu mengusap butiran
bening yang keluar dari matanya, ibuku memang hebat bisa menyembunyikan suatu
kepedihan yang sepertinya amat luar biasa.
***
Entah kenapa dari sejak pertemuan
ibu dengan dia, ibu jadi kelihatan murung dengan wajah yang tak dapat aku baca.
“ bil aku bingung dengan sikap ibu ku akhir-akhir ini, semenjak ibu bertemu dia
sikapnya jadi aneh, menurut kamu kenapa ya?” hanya nabila yang bisa membantuku
dalam masalah apapun karena dia meskipun seumuran dengan ku namun kedewasaan
dia lebih setingkat daripada aku. “mungkin ibu mu kecapean kali, jangan kamu
sangkut pautkan dengan dia atuh, gak ada yang salah kan dengan dia, ibu kamu
juga nerima dia kan?mungkin itu mah Cuma perasaan kamu aja kali.” Jawaban nay
membuat aku sedikit tenang karena memang ia beberapa hari ini ibu terlalu sibuk
dengan bisnis catringnya. “iya mungkin juga ya..hmm maksih bil, kamu memang
sahabatku. “ jawabku “ih..apaan sih lebay ah, biasa aja biasanya juga gitu”.
Celotehan nabila memang kadang membuatku sedikit dongkol namun itulah dia.
Perkuliahan selesai “okeh bil ayo
pulang.” Ajaku “oke bu ojeg” nabila sedikit meledek tapi aku biarkan tanpa
merespon ledekannya karena yang ada di otaku sekarang hanyalah ibu.
***
Inilah saat yang tepat, suasana
sejuk dan cerah, teras rumah tempat favorit aku dan ibu, aku duduk disebelah
ibu dan bersandar ke pundaknya, ibu mengelus kepala ku tersa begitu
menenangkan. “bu..ibu tau kan tak ada yang lain lagi yang aku punya di dunia
ini selain ibu?” mulutku tiba-tiba berucap. “ ia ibu tahu, dan kamu juga tahu
kan kamu adalah satu-satunya asset yang amat berharga yang ibu punya di dunia
ini, tapi kenapa kamu berkata seperti itu nay?”ibu bertanya dan memberikan
jalan untuk aku menanyakan apa yang ibu sembunyikan sebenarnya “sebenarnya apa
yang ibu sembunyikan dari nay?kenapa ibu waktu melihat dia mata ibu selalu
berkaca-kaca?kenapa waktu ibu menatap dia muka ibu seolah menyimpan
kepedihan?apa ibu tidak suka sama dia?” aku bertanya panjang lebar. “tidak nay,
ibu tidak menyembunyikan apa2, kamu percaya sama ibu ya nak, ibu baik-baik
saja, ibu suka ko sma fatur, dari kecil kan kalian sudah bersahabat, tak ada
yang aneh dari dia, em..ibu lupa jemuran dibelakang belum diangkat. Ibu angkat
jemuran dulu yah.” Penjelasan yang sungguh membuat aku penasaran dan sangat
tidak memuaskan yang ibu keluarkan. Aku hanya mengangguk pasrah tanpa dapat
berkata lagi, karena aku tahu itu hanya trik ibu saja untuk menghindari pertanyaan
pertanyaan selanjutnya yang akan aku keluarkan, ibuku memang pintar.
Malam mulai menjelang dan ggrrttt..grrttttt aku cari arah getar itu dan
tepat ada di atas meja belajarku aku meraihnya dan ada 2 pesan diterima.
Bilaong : nay, don’t forget
minggu depan tugas MSDM dikumpulkan. ;)
Balas : siapp mba broo, tugasnya
udah bres ko thank udh ngingetin :D
Ya sms pertama dari nabila
sengaja nama kontaknya aku tambahkan bong jadi billabong karena nama aku juga
dikontak hp nya nayadut. Dan inilah sms yang kedua
Pa dokter : nona manis, aku tidak
perlu menunggumu 2 tahun untuk lulus, karena bagi aku terlalu lama menunggu
waktu selama itu untuk meluluskan aku untuk meraih cahaya -Nya yang lebih
sempurna. Semoga mimpi indah.
Dep..aku hanya bisa merebahkan
tubuhku ke kasur dan menutup muka ku dengan bantal mencoba menerka-nerka maksud
isi dari sms tadi.aku tak dapat berpikir jernih, memori otakku seolah bleng
dimakan virus dan apa yang aku lakukan aku hanya mem forward sms tadi dan
mengirimkannya ke nabila.
Sent massage billabong : nona manis, aku tidak perlu menunggumu 2 tahun
untuk lulus, karena bagi aku terlalu lama menunggu waktu selama itu untuk
meluluskan aku untuk meraih cahaya nya yang lebih sempurna. Semoga mimpi indah.
Bil ini sms dari dia, kamu tolong bantu aku untuk mengartikan setiap
kata-katanya sungguh aku tak dapt berpikir malam ini, dan mungkin aku tak akan
bisa tidur sampai pagi.
Billabong : hahahahah :p :D ^_^
Entah apa balasan dari nabila
sungguh lulucon yang tidak masuk akal disaat seperti ini.
Balas : ini bukan saat nya
bercanda,,!!!!!! Bagaimana menurutmuu????? :@
Billabong : may be yes, may be no
:p kabuurrrrr..
Lagi-lagi balasan yang sungguh
membuat aku jengkel,dan tak ada gunanya malam ini aku bercerita pada nabila.
Akhirnya aku mencoba membalas sms itu.
Balas : maksud pa dokter apa?
Dan tak ada jawaban.
***
Sungguh malam itu aku tidak dapat
tidur dan imbasnya aku hanya bisa menguap sambil sesekali tertidur dikelas.
Nabila hanya menertawakanku tanpa memberikan komentar sedikit pun. Hanya satu
kalimat yang dia ucap “sudahlah tidak usah terlalu dipikirkan biarkan waktu
yang akan menjawabnya.”huuhh sungguh menyebalkan.
***
Saat saat inilah adalah saat-saat
yang berat dalam hidupku, dimana aku harus menaggung semua perasaan yang tak
seharusnya ada saat ini. Malam pun kembali menjelang, seolah menyusuhku untuk
terlelap dalam heningnya malam ini dan aku berharap malam ini bisa tidur pulas
tanpa memikirkan apapun. Karena aku tahu
memang benar apa yang dikatakan nabila baiarkan waktu yang akan menjawabnya.
Ini adalah malam minggu malm yang bener-bener malam free buat aku. Tiba tiba
grrrttttt..grttt…satu pesan diterima. Jantungku kali ini seolah-olah berhenti
berdetak ya Allah isi smsnya membuatku terkejut.
Pa dokter : kamu hanya butuh satu
jam untuk menunggu J
Aku tak membalas sms itu aku
hanya diam tanpa kata, seolah tak sadar aku masih berada di dunia nyata,semua
rasa bercampur jadi satu,dada ini tak berhenti berdegup ya robbi bantu aku
menenangkan jiwa ini. Tak sadar ternyata aku terlalu lama berangan dan suara
mobil didepaan rumah mengejutkan ku. Tiba-tiba astagfirulohh dia..ia dia
benar-benar datang dan kini dia datang tidak sendiri yang aku lihat dari
jendela kamarku dia bersama 1 orang laki-laki separuh baya kelihatanya lebih
tua tiga tahun dari ibu ku. Mau apa dia kemari bersama orang itu gerutuku dalam
hati.tidak mungkin juga dia membawa pasiennya kerumahku.otaku benar-benar sudah
tidak dapat berfikir lagi.
“asalamualaikum..” ternyata dia
sudah di depan pintu dan berucap salam, tapi dia hanya sendiri lelaki paruh
baya itu kelihatannya sedang serius dengan telepon genggamnya sehingga
menyuruhnya untuk masuk terlebih dahulu. ‘waalaikumsalam” suara ibu menjawab
salam nya dan membukakan pintu untuk dia “eh..nak fatur, ayo mari silahkan
masuk, ih rapih amat bawa mobil pula, habis dari mana?” ibu langsng menyodorkan
serentetan pertanyaan kepadanya. ibu juga kaget karena aku tidak cerita soal
sms itu sama ibu. “ngga bu,gak habis dari mana-mana sengaja saya kesini mau
ketemu ibu sma naya.” Tukasnya “oia,,kenapa mendadak seperti ini?mungkin kalau
kamu bilang mau kesini ibu pasti masakin lagi buat kamu.” Jawab ibu “itu dia,
kenapa saya gak bilang-bilang sama ibu, gak mau ngerepotin ibu. saya juga gak
datang sendiri kesini bu, sebentar saya panggil dulu ya bu.” Jelas nya “siapa?”
ibu bertanya penasaran. Dan tanpa menghiraukan pertanyaan ibu dia memanggil
lelaki paruh baya tadi untuk masuk kerumah dan mengenalkannya sama ibu. Aku
hanya bisa mengintipnya lewat celah-celah pintu kamarku dan mendengarkan semua
obrolannya. Tapi tiba-tiba waktu laki-laki itu tepat dihadapan ibu tiba-tiba
“ka..ka..kamu..!!” suara ibu sedikit berteriak dan “hei..kamu ngapain kamu
datang lagi kerumahku.” Bentakan ibu membuat aku tersentak dan keluar dari
kamar. membuat suasana hatiku berbalik arah 360 derajat sungguh sangat cepat
perubahannya. “apa kamu tidak malu heuh
berada dihadapanku lagi?” bentakan ibu semakin menjadi jadi aku menghampirinya
dan menenangkannya. “ ibu,, istigfar bu, ada apa ini?ada apa dengan bapa ini?”
aku mencoba menenangkan ibu. “tunggu..tunggu..ada apa sebenarnya ini yah?” dia
bertanya pada ayahnya yang dari tadi hanya diam dan menyimpan seribu penyesalan
“jadi ini ayahmu fatur?!” sekarang pandangan ibu beralih kearah dia “kamu tau
fatur siapa ayahmu ini?dia seorang pengecut, dia seorang pecundang, dan kamu
nay, kamu juga harus tahu sekarang semua kebenarannya, semua pertanyaan yang
selalu kamu tanyakan kepada ibu.” Baru pertama kalinya aku melihat ibu semarah
ini, dan melihat ibu sepanik ini. Aku tak dapat berfikir saat itu apa yang ibu
maksud. Ayah fatur hanya diam dan menangis seolah menyesali sebuah dosa besar
yang telah ia pendam. “nay, inilah dia yang selalu kamu tanyakan, inilah dia
yang selalu kamu ingin tahu.inilah dia nay..ini sosok yang kamu bilang
pahlawan, dia ayahmu nak.”suara ibu serak dengan isakan tangisnya. Dan saat itu
aku tak dapat menahan beban tubuhku sendiri, semuanya terasa berat,ya Alloh
izinkan aku mengeluh malam ini, aku tak bisa berkata apa-apa, pertemuan dengan
ayahku yang selama ini aku ingin tahu tentang nya terjadi malam ini dengan suasana
seperti ini. Isak tangisku tak dapat aku tahan aku tersungkur ke lantai. ibu, dia dan ayah hanya bisa terpaku dengan
semua keadaan ini. “apa-apaan ini maksudnya apa ini..!!?aku sungguh tidak
mengerti?apa maksudnya ayahku adalah ayah kanaya?” sekarang fatur yang terlihat
tidak dapat mengontrol emosinya.dan sekarang ayah mulai berbicara “nak, maafkan
ayah, ayah telah merahasiakan semua ini dari kamu dan ibu mu, kanaya sini nak,
bolehkah ayah mendekapmu, maaf kan ayah na selama 21 tahun telah menelantarkanmu.”
Ayah mendekatiku dan mencoba merangkulku. “tidakk..tunggu jangan mendekatiku,
kamu bukan ayahku, ayahku bukan seorang yang tidak bertanggung jawab seperti
anda, ayahku juga bukan seorang ayah dari orang yang selalu aku tunggu, anda
tahu bagaimana saya saat ini, bulum puas
anda membuat hidup saya hancur belum puas heuh..!!!”aku menolaknya dengan keras
dan membentaknya, aku tidak tahu dimana
akalku saat ini. “naya..tapi ini ayah nak..ayahmu..” ayah semakin terisak dan
tak dapat berbuat apa-apa. “jadi apa yang sebenarnya terjadi, tolong jelaskan
padaku.!!” Sekarang mata fatur pun berkaca-kaca
“biarkan aku yang menjelaskan.”
Ibu sedikit menengkan dirinya dan mencoba bangkit untuk menyelesaikan teka-teki
ini. “kamu tahu nay, kenapa setiap ibu melihat fatur muka ibu berubah?inilah
jawabannya nay, inilah yang selama ini ibu khawatirkan nay, ibu mencoba untuk
tidak menyangkut pautkannya dengan masa lalu ibu tapi karakter fatur sungguh
kuat dia mirip sekali dengan ayahmu sehingga membuat ibu murung dan selalu
memikirkan hal itu, dan ternyata benar saat ini semuanya terbuka. Kamu tahu nay
kenapa setiap kali kamu menanyakan ayah ibu tidak menjawab?dan inilah
jawabannya naya, ayahmu meninggalkan ibu sewaktu kamu masih dalam kandungan
ibu, waktu itu ibu sedang hamil tua tapi apa ayah mu tak kunjung memberi kabar
dari perantauannya, karena masalah ekonomi ayahmu harus pergi merantau jauh,
biasanya setiap 6 bulan sekali dia member kabar untuk ibu, tapi kamu tahu nay,
sampai suatu saat kamu lahir kedunia dia hanya mengirimkan kabar terakhir dan
sehelai kain samping untuk kamu nay, dan dari sejak itu ibu berjuang sendiri
merawat kamu samapi saat ini tanpa kehadiran dia, dia melepaskan tanggung
jawabnya begitu saja. Dan ketika ibu dapat kabar ayahmu telah mempunyai pengganti
ibu dari sana lah ibu bangkit dn berjanji tak akan mengenalkan sosok ayah
padamu,cukup ibu yang menjadi ayah sekaligus ibu buat kamu. sekarang kamu
mengerti kenapa ibu tidak pernah mau cerita tentang dia kepadamu nay?”ibu
bercerita sambil terisak suaranya semakin serak dan hampir hilang. Aku hanya
bisa terisak tanpa bisa berkata begitu pun juga dengan dia dan ayah. Seharusnya
malam ini adalah malam terindah untuk ku, mimpi ku jadi seorang putri yang
bersanding dengan raja kini hanya menjadi cerita drama yang sungguh menyakitkan
tak ada kata bahagia “oohhh tuhannnnn
dimanakah letak keadilanmu????inikah jawaban atas doa-doaku ya Robby?? Wahai
Alloh mala mini aku sangat lelah, mala mini aku sangat lemas ya Alloh Izinkan
aku mengeluh ya Robbi.”
***
Lima tahun berlalu, semenjak
kejadian itu aku selalu dihibur oleh
nabila sahabat sejatiku dia tidak pernah lelah menemaniku kemanapun aku
pergi. Sampai aku hampir putus kuliah gara-gara masalah itu, namun setiap
ucapan nabila selalu menjadi makna buat aku, yang akhirnya aku bangkit dan
meneruskan hidupku. Sampailah aku mendapatkan gelar Kanaya Azalea Lubis S.E
dengan nilai yang memuaskan, aku menjadi salah seorang lulusan terbaik waktu
itu, hingga banyak peluang yang menanti aku di luar sana. Keadaan ibu pun
sekarang semakin membaik, meskipun sempat setelah kejadian itu ibu masuk rumah
sakit dan di rawat oleh dia, bisnis catringnya pun aku kembangkan menjadi
sebuah lestoran makanan khas sunda. Nabila sahabatku sekarang dia tengah sibuk
menyiapkan pernikahannya dengan seorang dokter, memang dia sangat slektif dalam
memilih sehingga dia memutuskan untuk menunda pernikahannya selepas lulus
kuliah. Begitupun dengan dia setelah
kejadian itu aku tak pernah melihat dia
lagi kabar yang terakhir aku dengar dia telah menikah dengan seorang gadis di
yogya katanya teman kuliahnya. Dan ayah, sekarang dia ada di jogya bersama
istrinya ibu dari fatur. Aku juga lebih bisa menerima dia sekarang sesekali dia
juga menengok ku disini. Ya disini ditempat baruku rumah idamanku bersama
suamiku kang hamid fahmi zarkasy seorang pengusaha lestoran di jakarta dan
kedua anak-anaku. sekarang aku telah menikah dan mempunyai dua anak kembar.
Rencana Alloh akan indah pada waktunya.. J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar