BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Harga
Harga merupakan salah
satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu produk karena harga
adalah satu dari empat bauran pemasaran / marketing mix (4P = product, price,
place, promotion / produk, harga, distribusi, promosi). Harga adalah suatu
nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan
moneter.
Harga merupakan salah
satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa
besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik
berupa barang maupun jasa.
Penentuan harga ini
merupakan salah satu keputusan yang penting bagi manajemen. Harga yang
ditetapkan harus dapat menutup semua ongkos, atau bahkan lebih dari itu, yaitu
untuk mendapatkan laba. Tetapi jika harga ditentukan terlalu tinggi akan
berakibat kurang menguntungkan. Dalam hal ini pembeli akan berkurang, volume
penjualan berkurang, semua biaya mungkin tidak dapat ditutup dan akhirnya
perusahaan akan menderita rugi. Salah satu prinsip bagi manajemen dalam
penentuan harga ini adalah menitik beratkan pada kemauan pembeli untuk harga
yang telah ditentukan dengan jumlah yang cukup untuk menutup ongkos-ongkos dan
menghasilkan laba.
2.1.1
Fungsi Harga
Bagi perusahaan
maupun konsumen, harga berfungsi sebagai :
1. Sumber
pendapatan dan atau keuntungan perusahaan untuk pencapaian tujuan produsen (
harga diatas biaya-biaya produk memberikan keuntungan bagi perusahaan).
2. Pengendali
tingkat permintaan dan penawaran ( terutama bila bersifat elastic, permintaan
akan meningkat jika harga turun dan sebaliknya ).
3. Mempengaruhi
program pemasaran dan fungsi-fungsi bisnis lainnya bagi perusahaan. Harga dapat
berperan sebagai pengaruh terhadap aspek produk ( pergeseran orientasi,
kualitas, atau citra produk), distribusi ( mengendalikan intensitas distribusi
), atau promosi ( diskon, obral, hadiah, dsb ).
4. Mempengaruhi
perilaku konsumsi dan pendapatan masyarakat ( harga rendah dapat meningkatkan
konsumsi masyarakat dan upah yang tinggi bagi jasa masyarakat akan mempengaruhi
perilaku konsumsinya ).
2.1.2
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Peningkatan Harga
1) Daur Hidup
Produk
Setiap produk baru
yang diluncurkan ke pasar akan melewati suatu daur hidup produk dengan berbagai
persoalan dan peluang yang berubah-ubah. Riwayat suatu penjualan dari
kebanyakan produk mencakup empat tahap :
1
Tahap
Perkenalan
Pada tahap ini produk
baru lahir dan belum ada target konsumen yang tahu sehingga dibutuhkan
pengenalan produk dengan berbagai cara kepada target pasar dengan berbagai
cara.
2
Tahap
Pertumbuhan (growth)
Ketika berada pada
tahap tumbuh, konsumen mulai mengenal produk yang perusahaan buat dengan jumlah
penjualan dan laba yang meningkat pesat dibarengi dengan promosi yang kuat.
Akan semakin banyak penjual dan distributor yang turut terlibat untuk ikut
mengambil keuntungan dari besarnya animo permintaan pasar.
3
Tahap Kedewasaan (maturity)
Di tahap dewasa
produk perusahaan mengalami titik jenuh dengan ditandai dengan tidak
bertambahnya konsumen yang ada sehingga angka penjualan tetap di titik tertentu
dan jumlah keuntungan yang menurun serta penjualan cenderung akan turun jika
tidak dibarengi dengan melakukan strategi untuk menarik perhatian konsumen dan
para pedagang. Karena sudah banyak pesaing, para pedagang mulai meninggalkan
persaingan dan yang baru tidak akan banyak terlibat karena jumlah konsumen yang
tetap dan cenderung turun.
4. Tahap Kemunduran (decline)
Pada kondisi decline
produk perusahaan mulai ditinggalkan konsumen untuk beralih ke produk lain
sehingga jumlah penjualan dan keuntungan yang diperoleh produsen dan pedagang
akan menurun drastis atau perlahan tapi pasti dan akhirnya mati.
Gbr. Tahapan Daur Hidup Produk
Konsep daur hidup bisa
dimanfaatkan oleh manajer agar bisa memahami dinamika produk dan pasar. Manfaat
sesungguhnya bisa beragam tergantung dari situasi pengambilan keputusan.
Sebagai alat perencanaan, konsep daur hidup produk bisa membantu memperjelas
tantangan-tantangan pemasaran pada setiap tahap dan alternative strategi apa
saja yang bisa digunakan perusahaan. Sebagai alat pengendalian, konsep ini
membantu perusahaan dalam membandingkan prestasi dengan produksi sejenis dimasa
lalu.
2) Penawaran dan
permintaan
Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli oleh pembeli pada tingkat
harga tertentu. Pada umumnya tingkat harga yang lebih rendah akan mengakibatkan
jumlah yang diminta lebih besar. Hubungan antara harga dengan permintaan dapat
digambarkan dalam bentuk kurve, disebut kurve permintaan.
Penawaran merupakan kebalikan dari permintaan, yaitu suatu jumlah yang
ditawarkan oleh penjual pada suatu tingkat harga tertentu. Pada umumnya harga
yang lebih tinggi mendorong jumlah yang ditawarkan lebih besar. Hubungan antara
harga dengan jumlah yang ditawarkan dapat digambarkan dalam bentuk kurve,
disebut kurve penawaran.
Menurut teori ekonomi, harga akan ditentukan pada suatu titik pertemuan
antara kurve permintaan dan kurve penawaran. Hal ini dapat dilihat pada
gambar berikut ini.
Gbr. Kurva
Pemintaan dan Penawaran
3) Elastisitas
Permintaan
Faktor lain yang dapt
mempengaruhi penentuan harga adalah sifat permintaan pasar. Sebernanya sifat
permintaan pasar ini tidak hanya mempengaruhi penentuan harganya tetapi
mempengaruhi volume yang dapat dijual. Untuk beberapa jenis barang, harga dan
volume penjualan ini berbanding terbalik, artinya jika terjadi kenaikan harga
maka penjualan akan menurun dan sebaliknya.
4) Persaingan
Pasar
Harga jual beberapa
macam barang sering dipengaruhi keadaan persaiangan yang ada. Barang-barang
dari hasil pertanian misalnya, dijual dalam keadaan persaingan murni (pure
competition).
Banyaknya penjual dan
pembeli akan mempersulit penjual perseorangan untuk menjual dengan harga
lebih tinggi kepada pembeli yang lain. Selain persaingan murni dapat pula
terjadi keadaan persaiangan yang lainnya, seperti persaingan tidak sempurna,
oligopoly, dan monopoli.
5) Biaya
Produksi dan Biaya Pemasaran
Biaya
merupakan dasar penentuan harga, sebab suatu tingkat harga yang tidak dapat
menutup biaya akan mengakibatkan kerugian. Sebaliknya apabila suatu tingkat
harga melebihi samua biaya, baik biaya produksi, biaya operasi maupun biaya non
operasi akan menghasulkan keuntungan.
Biaya Produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk dapat
menghasilkan sebuah produk dalam jumlah tertentu.
Biaya Pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan untuk
mempromosikan suatu produk, mendistribusikan,dll.
6) Tujuan
perusahaan
Penetapan harga suatu
barang sering dikaitkan dengan tujuan-tujuan yang akan dicapai. Setiap
perusahaan tidak selalu mempunyai tujuan yang sama dengan perusahaan yang
lainnya tujuan-tujuan yang hendak dicapai tersebut antara lain:
·
Laba
maksimum
·
Volume
penjualan tertentu
·
Penguasaan
pasar
·
Kembalinya
modal yang tertanam dalam jangka waktu tertentu
7) Pengawasan
pemerintah
Penguasa pemerintah
juga merupakan faktor penting dalam penentuan harga. Pengawasan pemerintah
tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk : penentuan harga maksimum dan minimum,
diskriminaso harga, serta praktek-praktek lain yang mendorong atau
mencegah usaha-usaha kearah monopol.
2.1.3
Keputusan Tentang Harga
Ada beberapa keputusan menyangkut penentuan harga, temasuk harga tertentu yang
dibebankan kepada masing-masing produk atau jasa yang dipasarkan. Tetapi harga
itu juga dapat ditentukan oleh pembeli yang membeli produk atau jasa
perusahaan.
Perusahaan juga harus mengambil keputusan tentang perlu/tidaknya memberikan
potongan untuk pembayaran yang lebih awal. Jika perusahaan mengambil
kebijaksanaan untuk memberikan potongan tunai, maka perlu ditentukan kapan
seorang pembeli akan menerima potongan tunai dan berapa besar jumlah
potongannya. Dan apakah potongan tersebut diperuntukkan bagi penyalur juga.
Semua keputusan dan masalah tersebut sebenarnya cukup sulit ditentukan apalagi
bagi perusahaan yang menjual berbagai macam produk. Hal ini disebabkan karena
setiap jenis produk memerlukan penetapan harga yang berbeda-beda.
Pada masa lampau, keputusan-keputusan seperti itu cenderung bersifat pasif di
mana perusahaan menggunakan praktek penetapan harga dari pesaing. Sekarang,
dalam kondisi persaingan yang semakin ketat, perusahaan-perusahaan berubah meningkatkan
efisiensi cara produksinya dan menekan biaya. Semua ini ditujukan
untuk menekan harga supaya mendapatkan posisi yang baik dalam persaingan.
2.2
Metode
Penetapan Harga Dengan Pendekatan Biaya
Penetapan harga barang dan jasa yang efisien sering merupakan masalah yang
sulit bagi sebuah perusahaan. Penetapan ini didasarkan pada biaya, persaingan,
permintaan dan laba, tetapi kombinasi optimal dari faktor-faktor tersebut
berbeda sesuai dengan sifat produknya, pasarnya, dan tujuan perusahaan.Teknik
yang sering dipakai dalam penetapan harga adalah :
1.
Penetapan
Harga Mark-up (Mark up Pricing)
Mark up merupakan
jumlah rupiah yang ditambahkan pada biaya dari suatu produk untuk menghasilkan
harga jual.
Jadi mark-up tersebut dipakai untuk menutup
biaya overhead dan laba bagi perusahaan. Biasanya mark-up ini ditentukan dengan
persentase dari biaya produk atau harga jualnya. Biasanya para pedagang besar dan pengecer lebih banyak
menentukan mark-up nya berdasarkan harga jual, sedangkan produsen menentukan
mark-up nya berdasarkan biaya.
Harga Jual = Biaya Produk + Mark Up
Harga Jual = Biaya Produk + (% x Biaya Produk)
Harga Jual = Biaya : (1 – % Mark up)
Kotler menyatakan bahwa
salah satu alasan menggunakan mark up pricing adalah karena
kurangnya ketidak pastian pada biaya daripada permintaan. Dengan mendasarkan
pada biayanya, penetapan harga ini menjadi lebih sederhana dan penjual tidak
perlu membuat penyesuaian harga terhadap permintaan.
2.
Penetapan
Harga Break Even (Break Even Pricing)
Dalam Break-Even Pricing dapat
diketahui tentang bagaimana satu satuan produk itu dijual pada harga tertentu
untuk mengembalikan dana yang tertanam dalam produk tersebut.
Dalam
unit : TBE = BTT : ( H-BVR )
Dalam Rupiah : TBE = BTT : ( 1- (
BV:P ))
Dimana
:
TBE = titik break even
BTT = biaya tetap total
BV = biaya variabel
P = penjualan
H = harga jual per unit
BVR = biaya variabel rata-rata
Untuk meninjau break-even pricing secara lebih mendalam kita bisa
mengadakan analisa tabuler. Volume break-even diperoleh dari pembagian
antara biaya tetap total dengan marjin yang ada pada setiap tingkat harga.
Kemungkinan masalah yang paling serius dalam penetapan harga break-even ini
adalah masalah kurangnya permintaan. Penentuan harga yang optimal sangat
dipengaruhi oleh hubungan antara harga jual eceran dengan jumlah produk X yang
akan dibeli oleh konsumen. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan ini
antara lain:
• Faktor saingan
• Pengalaman dalam penetapan harga.
• Kondisi dan produk yang ditawarkan.
• Pengalaman dalam penetapan harga.
• Kondisi dan produk yang ditawarkan.
Gambar 4.5. Analisa Break-even untuk
produk X
3. Penetapan
Harga Rate of Return (Rate of Return Pricing)
Kebijaksanaan penetapan harga untuk
mencapai tingkatan pengembalian investasi (rate of return on investment)
merupakan kebijaksanaan yang banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaan besar.
Faktor utama untuk dapat dilaksanakannya prosedur tersebut adalah :
·
Estimasi
permintaan
·
Penggunaan
fasilitas
Tingkat pengembalian pada Investasi (return
on investment) dapat dicari dengan rumus :
ROI
= Laba
: Investasi x 100 %
Adapun masalah-masalah yang dihadapi
dalam rate of return pricing, adalah :
·
Pengestimasian
penjualan yang dipakai untuk menentukan harga meskipun jumlah unit yang terjual
itu sendiri merupakan fungsi harga.
·
Rate
of return pricing ini dapat menimbulkan fluktuasi dalam
keuntungan karena jumlah penghasilan yang diterima langsung dipengaruhi oleh
estimasi penjualan.
4.
Penetapan
Harga Biaya Variabel (Variabel Cost Pricing)
Penetapan harga biaya variabel ini
didasarkan pada suatu ide bahwa biaya total tidak selalu harus ditutup untuk
menjalankan kegiatan bisnis yang menguntungkan. Sistem penetapan harga biaya
variabel ini dapat dipakai untuk menentukan harga minimum yang dapat dikuasai.
Penetapan harga biaya variabel ini
sering dijumpai dalam situasi dimana biaya tetap merupakan bagian yang besar
dalam biaya total. Perusahaan angkutan kereta api dan perusahaan penerbangan
adalah dua contoh industri yang memerlukan biaya tetap tinggi dan sering
memakai penetapan harga biaya variable untuk meningkatkan volumenya. Sebagai contoh, mereka sering memberikan reduksi kepada
anak-anak sekolah atau rombongan tertentu.
5.
Penetapan Harga Beban Puncak (Peak Load
Pricing)
Peak-load pricing ini dapat dipakai
bila jumlah barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan sangat terbatas,
dan permintaan pembeli cenderung berubah di kemudian hari. Sebagai contoh
perusahaan telepon telah menggunakan kapasitas untuk melayani 97 % langganannya
selama periode ramai meskipun pada akhir pecan dan malam hari sering menganggur.
Dengan peak load pricing ini,
perusahaan dapat menaikkan tarif diatas biaya rata-rata selama periode
permintaan tinggi dan mengurangkan pada biaya variabelnya diluar periode ramai.
Tarif rendah yang dikenakan pada jam-jam /hari-hari tidak ramai kemungkinan
dapat meningkatkan pendapatan dengan menarik langganan yang jarang
menggunakan telepon.
Perusahaan telepon sering menggunakan
peak load pricing dalam penentuan tariff untuk hubungan langsung jarak jauh.
Contoh lain dari penggunaan teknik ini
adalah pada pertunjukan bioskop dimana tariff yang lebih rendah dikenakan pada
jam-jam siang hari (permintaan relatif sedikit). Jadi peak load pricing
memiliki keuntungan, antara lain :
·
Menekan
permintaan pada periode ramai
·
Meningkatkan permintaan pada periode tidak ramai
·
Meningkatkan
efisiensi penggunaan fasilitas yang ada.
2.3 Penentuan Harga
Dasar dan Laba yang Diharapkan
Dalam kaitannya dengan prosedur penetapan harga maka perlulah ditentukan berbagai
alternatif harga untuk mengetahui seberapa besar laba yang bisa diharapkan.
Alternatif-alternatif tersebut akan tergantung pada pemilihan perusahaan dan
elastisitas yang ada. Dengan semakin luas jarak masing-masing alternatif harga
dan semakin besar elastisitas permintaannya, maka semakin banyak pula
alternatif harga yang harus dipertimbangkan.
Titik break-even ini sangat penting karena dapat menunjukkan tingkatan
operasi yang menguntungkan. Adanya peningkatan dalam permintaan atau penurunan
dalam biaya total akan memperluas tingkat operasi yang menguntungkan dan
meningkatkan laba.
2.4 Penetapan Harga dalam Kondisi
Tidak Pasti
Perusahaan biasanya
menyesuaikan harga dasar mereka dengan mempertahankan berbagai macam pelanggan
dan situasi yang berubah, ada tujuh macam penyelesaian harga yaitu :
a) Penetapan
harga diskon dan pengurangan harga
Mengurangi
harga untuk menghargai pelanggan yang memberikan respon seperti membayar lebih
awal atau mempromosikan produk.
b) Penetapan
harga tersegmentasi
Menyesuaikan
harga agar ada perbedaan untuk pelanggan produk dan alokasi.
c) Penetapan
harga psikologik
Pendekatan
harga yang mempertimbangkan psikologi harga dan bukan hanya ekonomi harga yang
dipakai untuk menyatakan sesuatu mengenai produk.
d) Penetapan
harga promosi
Perusahaan
sementara mengurangi harga untuk menarik penjualan jangka pendek.
e) Penetapan
harga berdasarkan nilai
Menyesuaikan
harga untuk menawarkan kombinasi yang tepat dari mutu dan pelayanan dengan
harga yang wajar.
f) Penetapan harga geografik
Menyesuaikan
harga untuk memperhitungkan lokasi geografik pelanggan.
g) Penetapan
harga internasional
Menyesuaikan
harga untuk pasar internasional.
Jadi dalam penetapan harga terllebih dahulu harus menetapkan tujuan sehingga
dapat menarik konsumen untuk membeli dan dapat menimbulkan kepuasan setelah
melakukan pembelian. Maka dalam tujuan penetapan harga jual produsen harus
menetapkan harga yang sesuai dengan pangsa pasar yang dituju sehingga harga
tersebut dapat terjangkau dan dapat menimbulkan rasa puas pada diri konsumen
atau pembeli, dimana harga yang ditentukan pun bersaing dengan para pesaingnya
dengan menyesuaikan mutu produk, serta fasilitas dan pelayanan yang baik
sehingga menetapkan harga yang wajar dan dapat diterima oleh pasar sehingga
harga tersebut diterima oleh konsumen karena terjangkau dan para konsumen
merasa puas dengan harga yang ditetapkan.