BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengrtian
Fawatih al-Suwar
Dari segi bahasa, fawatihus suwar
berarti pembukaan-pembukaan surat, karena posisinya yang
mengawali
perjalanan teks-teks pada suatu surat. Apabila dimulai dengan huruf-huruf
hijaiyah, huruf
cenderung
‘menyendiri’ dan tidak bergabung membentuk suatu kalimat secara kebahasaan.
Dari segi
pembacaannya
pun, tidaklah berbeda dari lafazh yang diucapkan pada huruf hijaiyah.
Ibnu Abi Al Asba’ menulis sebuah
kitab yang secara mendalam membahas tentang bab ini, yaitu
kitab
Al-Khaqathir Al-Sawanih fi Asrar Al-Fawatih. Ia mencoba menggambarkan
tentang beberapa
kategori
dari pembukaan-pembukaan surat yang ada di dalam Al-Quran. Pembagian karakter
pembukaannya
adalah sebagai berikut. Pertama, pujian terhadap Allah swt yang
dinisbahkan kepada
sifat-sifat
kesempurnaan Tuhan. Kedua, yang menggunakan huruf-huruf hijaiyah;
terdapat pada 29
surat.
ketiga, dengan mempergunakan kata seru (ahrufun nida), terdapat
dalam sepuluh surat. Lima
seruan
ditujukan kepada Rasul secara khusus. Dan lima yang lain ditujukan kepada umat.
Keempat,
kalimat
berita (jumlah khabariyah); terdapat dalam 23 surat. kelima, dalam
bentuk sumpah (Al
Aqsam); terdapat dalam 15 surat.
2.2 Macam-Macam
Fawatih Al-Suwar
Beberapa
ulama telah melakukan penelitian tentang pembukaan surat Alquran, diantaranya
sebagai yang dilakukan al-Qasthalani. Ia mengiventarisir Fawatih al-Suwar menjadi
sepuluh macam. Sementara Ibn Abi al-Isba dalam kitabnya al-Khaqatir
al-Sawanih fi Asrar Fawatih, hanya menyebutkan lima saja.
2.2.1 Pembukan dengan
pujian kepada Allah (al-istiftah bi
al-tsana).
Pujian kepada Allah ada dua
macam, yaitu:
1.
Menetapkan
sifat-sifat terpuji kepada Allah (al-itsbat shifat al-madhiy) dengan menggunakan salah satu lafal
berikut.
a.
Memakai
lafal hamdalah, yakni dibuka dengan (الحمد لله), yang
terdapat dalam 5 surat.
b.
Memakai
lafal (تبارك), yang
terdapat dalam 2 surat.
2.
Mensucikan
Allah dari sifat-sifat negatif (tanzih ‘an sifat naqshim) dengan
menggunakan lafal tasbih, (يسبح\سبح\سبح\سبحن) sebagai yang
terdapat dalam 7 surat.
Berdasarkan
uraian di atas, ternyata masing-masing surat tersebut menetapkan sifat-sifat
yang negatif. Surat-sufat yang diawali dengan pujian ini memiliki tasbih itu
merupakan monopoli Allah. Dalam hal ini, tasbih dimulai dengan mashdar dan
selanjutnya diikuti dengan fi’il. Ini semua dimaksudkan agar mencakup
seluruh tasbih, sekaligus menunjukkan betapa ajaibnya Al-Quran itu.
2.2.2 Pembukaan dengan huruf-huruf yang
terputus-putus (Istiftah bi al-huruf
al-muqatha’ah).
Pembukan dengan huruf-huruf
ini terdapat dalam 29
surat dengan memakai 14 huruf
tanpa diulang, yakni (ا\ي\هـ\ن\م\ل\ك\ق\ع\ك\ص\س\ر\ Penggunan huruf-huruf tersebut dalam
pembukaan surat-surat Alquran disusun dalam 14 rangkaian, yang terdiri dari
kelompok berikut:
1.
Kelompok
sederhana, terdiri dari satu huruf, terdapat dalam 3 surat, yakni (ص) (QS. Shad); (ق) (QS. Qaf);
dan (ن) (QS. Nun).
2.
Kelompok
yang terdiri dari dua huruf, tedapat dalam 3 surat, yakni (حم) (QS.
Al-Mu’min; QS. Al-Sajdah; QS. Al-Zukhruf, QS. Al-Dukhan; QS. Al-Jatsiyah; dan
QS.Al-Ahkaf; (طه) (QS. Thaha); (طس) (QS. Al-Naml);
dan (يس) (QS. Yasin).
3.
Kelompok
yang terdiri dari tiga huruf, yakni (الم) QS.
Al-Bqarah, QS. Ali Imran, QS.
Al-Ankabut, QS. Al-Rum, QS. Luqman dan QS. Al-Sajdah).
4.
Kelompok
yang terdiri dari empat huruf, yakni (الر) (QS.
Al-Ra’ad) dan (المص) (QS. Al-A’raf). Kelompok yang terdiri
dari lima huruf, yakni rangkaian ((كهيعص (QS. Maryam)
dan (حم
عسق) (QS. Al-Syuara).
2.2.3
Pembukaan
dengan panggilan (al-istiftah bi
al-nida)
Nida ini ada tiga macam, yaitu nida’ untuk
nabi, nida untuk kaum mukminin dan nida untuk umat manusia. .
2.2.4 Pembukaan dengan kalimat (jumlah)
khabariah (al-istiftah bi al-jumal
al-khabariayyah).
Jumlah khabariyyah di dalam
pembukaan surat ada dua macam, yaitu:
1.
Jumlah ismiyyah
Jumlah ismiyyah yang menjadi
pembuka surat terdapat 11 surat, yaitu:
a.
(براءة من الله ورسوله) (Inilah
pernyataan) pemutusan hubungan dari Allah dan rasul-Nya (QS.
Al-Taubah).
b.
(سورة انزلناها وفرضناها) (ini
adalah) satu surat yang Kami nuzulkan dan kami wajibkan (QS. Al-Nur);
c.
(تنزيل الكتاب من الله العزيز الحكيم) /Kitab Alquran ini dinuzulkan oleh
Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (QS. Al-Zumar);
d.
(الذين كفروا زصلوا عن سبيل الله) (orang-orang
kafir dan menghalang-halangi (manusia), dari jalan Allah), (QS. Muhammad);
e.
(ان فتحنالك فتحا مبينا) / Sunngguh kami telah, memberikan
keapdamu kemenangan yang nyata (QS. Al-Fath);
f.
(الرحمان علم القران) /Alah Yang Maha Pemurah. Yang telah
mengajarkan, (QS. Al-Rahman);
g.
(الحاقة ماالحاقة) / Kiamat, apakah hari kiamat itu? (QS.
Al-Haqqa);
h.
(ان ارسلنانوحا الي قوم) /Sungguh
telah mengutus Nuh kepada kaumnya (QS. Nuh) ;
i.
(انا انزلنه في ليلة القدر) /Sungguh telah menurunkannya
(Alquran) pada malam al-Qadr (QS. Al-Qadr); QS. Al-Qadr;
j.
(القارعة ما القارعة) /Hari Kiamat, apakah Hari kiamat
itu?(QS. Al-Qari’ah);
k.
(انا اعطيناك الكوثر) /Sungguh kami telah memberikan
kepadamu nikmat yang banyak (QS. Al-Kawtsar).
2.
Jumlah
fi’liyah
Jumlah fi’liyah yang menjadi
pembuka surat-surat Alquran terdapat dalam 12 surat, yaitu :
a.
(يسئلونك عن الانفال) /Mereka
bertanya kepadamu tentang pendistribusian harta rampasan perang (QS.
Al-Anfal);
b.
(اتي امرالله فلا تستعجلوه) /Telah
pasti datangnya ketetapan Allah itu, maka janganlah minta disegerakan (QS.
Al-Nahl),
c.
(اقترب للناس حسابهم) /Telah
dekat datangnya saat itu (QS. Al-Qamar);
d.
(قدافلل المئمنون) /Sungguh
beruntung orang-orang yang beriman (QS. Al-Mukminun;
e.
(اقتربت الساعة) /telah
dekat kepada manusia hari menghisab segala amalam mereka (QS. Al-Anbiya);
f.
(قدسمع الله قول التي تجادلك) /Seseorang
telah meminta kedatangan azab yang akan menimpanya (QS. Al-Ma’arij);
g.
(لاقسم بيوم القيامة) /Aku
bersumpah dengan hari kiamat (QS. Al-Qiyamah);
h.
(لااقسم بهذا البلاد) /Aku
bersumpah dengan kota ini, Makkah (QS. Balad;
i.
(عبس وتولي) /Dia
(Muhammad) bermuka Masam dan berpaling (QS. ‘Abasa)
j.
(لم يكن الذين كفروا من اهل الكتاب) /Dia
Orang-orang kafir, yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa
mereka) tidak akan meninggalkan agamanya (QS. Al-Bayyinah);
k.
(الهاكمتكاثر) /Bermegah-megahan
telah melalaikan kamu (QS. Al-Takatsur).
Adapun hikmah dan rahasia
adanya pembukaan surat-surat dengan nida’ yaitu untuk memberi perhatian dan
peringatan, baik bagi Nabi, umatnya, maupun untuk menjadi pedoman kehidupan
ini.
2.2.5 Pembukaan
dengan sumpa (al-istiftah bi al-qasam).
Sumpah yang digunakan dalam
pembukaan surat Al-quran ada tiga macam dan terdapat dalam 15 surat.
1.
Sumpah
dengan benda-benda angkasa, misalnya (والصفات) (Demi
rombongan yang bersaf-saf) dalam QS. Al-Shaffat; (والنجم) (Demi
bintang) dalam surat al-Najm; (زالمرسلات) (Demi
malaikat-malaikat yang mencabut nyawa) dalam QS. Al-Nai’at; (والسماء ذات البروج) (Demi
lagit yang memiliki gugusan bintang) dalam QS. Al-Buruj; (والسماء و الطارق) (Demi
langit dan yang datang pada malam harinya) dalam QS al-Thariq; (والفجروليال عشر) (Demi
fajar dan malam yang sepuluh) dalam QS. Al-Fajr; dan (والشمس والضحها) (Demi
matahari dan cahanyanya di waktu duha) dalam QS. Al-Syams.
2.
Sumpah
dengan benda-benda bawah, misalnya (والذاريات ذروا) (Demi
angin yang menerbangkan debu dengan sekuat-keuatnya) dalam QS.
Al-Dzariyyat; (والطور) (Demi bukit Thur) dalam QS.
Al-Thur; (والتين) (Demi buah
Tin) dalam QS. Al-Thin; (والعاديت) (Demi kuda
perang yang berlari kencang) dalam QS. Al-‘Adiyat.
3.
Sumpah
dengan waktu, misalnya (واليل) (Demi malam) dalam QS.
Al-Layl; (والضحي) (Demi
waktu duha) dalam QS. Al-Dhuha; (والعصر) (Demi
waktu) dalam QS. Al-Ashr.
Hikmah dari fawatih al
suwar dengan sumpah ini, pertama, agar manusia meneladani sikap
bertanggung jawab; berbicara harus benar dan jujur dan berani berbicara untuk
menegakkan keadilan; kedua, agar dalam bersumpah manusia harus
senantiasa memakai nama-nama Allah bukan selain-Nya; ketiga, digunakannya
beberapa benda sebagai sumpah Allah dimaksudkan agar benda-benda itu
diperhatikan manusia dalam rangka mendekatkan diri keapda Allah, karena pada dasarnya,
benda-benda itu ciptaan Allah.
2.2.6 Pembukaan dengan syarat (al-istiftah bi al-syarth).
Syarat yang digunakan dalam
pembukaan surat Al-Quran ada dua macam dan digunakan dalam 7 surat, yakni:
1.
(اذالشمس كورت)
/ Apabila matahari digulung dalam QS. Al-Takwir;
2.
(اذالشماء انفطرت) /Apabila langit terbelah,
dalam QS. Al-Infithar;
3.
(اذالشماء انشقت)
/Apabila langit terbelah, dalam QS. Al-Insyiqaq,
4.
(اذا واقعت الواقعة) /Apabila terjadi hari kiamat ,
dalam QS. Al-Waqi’ah;
5.
(اذاجاءك المنافقون) /Apabila orang-orang munafik
datang kepedamu, dalam QS. Al-Munafiqun;
6.
(اذا زلزلت الارض زلزالها) /Apabila bumi dogoncangkan
dengan goncangan yang dahsyat, dalam QS. Al-Zaljalah;
7.
(اذاجاءنصرالله والفتح) /Apabila telah datang
pertolongan Allah dan kemenangan, dalam QS. Al-Nashr.
2.2.7 Pembukaan dengan kata kerja perintah (al-istiftah bi al-amr)
1.
Dengan (اقرأ)
bacalah, yang hanya terdapat dalam QS. Al-Alaq
2.
Dengan (قل)
katakanlah, yang terdapat dalam QS al-Jin, QS. Al-Kafirun, QS. Al-Falaq dan QS.
Al-Nas.
2.2.8 Pembukaan dengan pertanyaan (al-istiftah bi al-istifham)
Bentuk pertanyaan ini ada dua macam
yaitu:
1.
Pertanyaan,
positif yang pertanyaan dengan menggunakan kalimat positif. Pertanyaan ini
digunakan dalam 4 pendahuluan surat Alquran, yaitu: (هل اتي علي الانسان حين من الدهر) Bukankah
telah datang atas manusia satu waktu dari masa dalam QS. Al-Dahr, (عم يتساءلون . عن البإالعجيم) Tentang
apakah mereka saling bertanya tentang berita yang besar, dalam QS al-Naba,
(هل
اتاك حديث الغاشية) Sudah datangkah kepadamu berita
tentang hari pembalasan? Dalam QS. Al-Ghasyiyah, (ارايت الذي يكذب بالدين) Tahukah
kamu orang-orang yang mendustakan agama? Dalam QS. Al-Ma’un.
2.
Pertanyaan
negatif, yaitu pertanyaan dengan menggunakan kalimat; negatif, yang hanya
terdapat dalam dua surat, yakni (الم نشرح لك صدرك) Bukankah
kami telah melapangkan dadamu untukmu, dalam QS. Al-Insyirah dan (الم تركيف فعل ربك بأصحب الفيل) Apakah
kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara
bergajah dalam QS. Al-Fil.
2.2.9 Pembukaan
dengan doa (al-istiftah bi al-du’a)
Pembukan dengan doa ini terdapat dalam tiga
surat. Yaitu:, (ويل
لكل همزةلمزة) Kecelakaan
bagi setiap pengumpat lagi pencela dalam QS. Al-Humazah, (تبت يدا ابي لهب وتب) Binasalah tangan Abu Lahab dan
sungguh dia akan binasa dalam QS. Al-lahab.
2.2.10 Pembukaan
dengan alasan (al-istiftah bi
al-ta’lil)
Pembukan dengan
alasan ini hanya terdapat
dalam QS. Al-Quraisy (لإيلف قريش)
Karena kebiasaan orang-orang Quraisy..
2.3 Pendapat Ulama Tentang Fawatih Al-Suwar
Para ulama banyak yang membicarakan masalah ini
diantara mereka ada yang berani menafsirkan nya, yang mana huruf-huruf itu
adalah rahasia yang Allah saja yang mengetahuinya. Ada pun penafsiran ulama itu
adalah sebagai berikut:
2.
Az- Zarkasyi berkata dalam tafsirnya ‘al-Qassyaf
tentang huruf-huruf itu bahwa di dalamnya terdapat beberapa pendapat yaitu:
merupakan rahasia Allah yang hanya Allah sendiri nyang mengetahuinya. Atau
merupakan nama surat, dan sumpah Allah swt dan supaya dapat menarik perhatian
orang yang mendengarnya.
3.
Al-Quwaibi mengatakan bahwasanya kalimat itu merupakan
peringatan bagi nabi, mungkin pada saat itu beliau dalam keadaan sibuk, maka
Allah menyuruh Jibril untuk memberikan perhatian terhadap apa yang disampaikan
kepadanya.
4.
As-sayyid rasyid ridha tidak membenarkan al-quwaibi
diatas, karena nabi senantiasa dalam keadaan sadar dan senantiasa menanti
kedatangan wahyu. Rasyid ridha berpendapat sesuai dengan ar-Razi bahwa tanbih
ini sebenarnya dihadapkan kepada orang-orang musyrik mekkah dan ahli kitab
madinah. Karena orang-orang kafir apabila nabi membaca al-Qur’an mereka satu
sama lain menganjurkan untuk tidak mendengarkannya, seperti dijelaskan dalam
surat fushilat ayat 26.
5.
Ulama salaf berpendapat bahwa ‘‘Fawatih al-Suwar’’
telah disusun semenjak jaman azali, yang demikian itu melengkapi segala yang
melemahkan manusia dari mendatangkan seperti al-Qur,an.
Oleh karena I’tiqad bahwa huruf-huruf itu telah sedemikian daari azalinya, maka
banyaklah orang yang telah berani menafsirkannya dan tidak berani mengeluarkan
pendapat yang tegas terhadap huruf-huruf tersebut.
BAB
III
SIMPULAN
DAN SARAN
3.1 Simpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kami ambil dari
makalah ini adalah:
·
Fawatih as-suwar adalah pembuka-pembuka surat, karena
posisinya di awal surat dalam al-quran.
·
Seluruh surat
dalam al-quran dibuka dengan sepuluh macam
pembukaan dan tidak ada satu surat pun yang keluar dari
sepuluh macam tersebut.
·
Para ulama berpendapat bahwa huruf-huruf fawatih
as-suwar itu secara umum telah sedemikian azali maka banyak ulama yang tidak
berani menafsirkannya dan tidak berani
mengeluarkan pendapat
yang tegas terhadap
makna huruf-huruf tersebut.
·
Pembukaan-pembukaan surat
yang ada di
dalam Al-Quran. Pembagian Karakter pembukaannya adalah
sebagai berikut. Pertama, pujian terhadap Allah swt yang dinisbahkan
kepada sifat-sifat kesempurnaan
Tuhan. Kedua, Yang menggunakan
huruf- huruf
hijaiyah; terdapat pada
29 surat. Ketiga, dengan
mempergunakan kata seru(ahrufun nida), terdapat dalam sepuluh surat. lima seruan ditujukan kepada
Rasul secara khusus. Dan lima
yang lain ditujukan kepada umat. Keempat, kalimat berita (jumlah khabariyah); terdapat dalam 23
surat. kelima, dalam bentuk sumpah
(Al-Aqsam); terdapat dalam 15 surat.
3.2 Saran
Penulis
hanya manusia biasa, yang tak pernah lepas dari salah dan khilap apalagi kalau
harus mengukur dari kemampuan dan skill yang kami miliki, tentu masih sangat
jauh dari suatu kepantasan dan kebenaran yang sebenarnya. Maka dari itu untuk
merubah suatu kesalahan, menjadi kekuatan penulis berharap adanya kritik dan
saran yang membangun agar makalah selanjutnya bisa memiliki nilai dan manfaat
yang baik.
DAFTAR
PUSTAKA
al-Suyuti, Al-Itqan fi Ulum Al-Quran, (Semarang: Toha Putra, 1982).
al-Hasni,
Mahmud bin Alawi al-Maliki, Mutiara Ilmu-ilmu Al-Quran, Bandung, Pustaka Setia, 1998.
Chirzin,
Muhammad, Al-Quran dan Ulumul Qur’an, Yogyakarta, PT Dana Bhakti Prima Yasa, 1998.