BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kategori Komunikasi
Organisasi berasal
dari kata Organizare yang berarti membentuk sebagai atau menjadi keseluruhan
dari bagian yang saling bergantung atau terkoordinasi. Menurut Evert M Rogers
dan Rekha Agarwala Rogers dalam bukunya Communications in Organization “ a
stable system of individuals who work together to achieve, through a hierarchy
of ranks and division of labour common goals” (suatau sistem yang mapan dari
mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama melalui suatu jenjang kepangkatan
dan pembagian tugas.
Komunikasi berasal
dari bahasa latin communication, yang artinya sama. Maksudnya adalah komunikasi
dapat terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang
disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan. Salah satu tujuan
komunikasi adalah mengubah sikap dan perilaku seseorang ataupun sekelompok
orang sebagaimana yang dikehendaki komunikator,agar isi pesan yang disampaikan
dapat dimengerti, diyakini serta pada tahap selanjutnya.
Bila sasaran komunikasi
dapat diterapkan dalam suatu organisasi baik organisasi pemerintah, organisasi
kemasyarakatan, maupun organisasi perusahaan, maka sasaran yang dituju pun akan
beraneka ragam, tapi tujuan utamanya tentulah untuk mempersatukan
individu-individu yang tergabung dalam organisasi tersebut. Berdasarkan sifat komunikasi dan jumlah komunikasi dapat digolongkan ke
dalam tiga kategori yaitu:
1. Komunikasi antar pribadi
Komunikasi ini penerapannya antara pribadi/individu dalam usaha menyampaikan
informasi yang dimaksudkan untuk mencapai kesamaan pengertian, sehingga dengan
demikian dapat tercapai keinginan bersama.
2. Komunikasi kelompok
Pada prinsipnya dalam melakukan suatu komunikasi yang ditekankan adalah faktor
kelompok, sehingga komunikasi menjadi lebih luas. Dalam usaha menyampaikan
informasi, komunikasi dalam kelompok tidak seperti komunikasi antar pribadi.
3. Komunikasi massa
Komunikasi massa dilakukan dengan melalui alat, yaitu media massa yang meliputi cetak
dan elektronik.
Dalam melakukan komunikasi organisasi, Steward L.Tubbs dan Sylvia Moss dalam Human Communication menguraikan adanya 3 (tiga) model dalam komunikasi:
1.
Model komunikasi
linier (one-way communication), dalam model ini komunikator
memberikan suatu stimuli dan komunikan melakukan respon yang
diharapkan tanpa mengadakan seleksi dan interpretasi. Komunikasinya bersifat
monolog.
2.
Model komunikasi
interaksional. Sebagai kelanjutan dari model yang pertama, pada tahap ini sudah
terjadi feedback atau umpan balik. Komunikasi yang berlangsung bersifat dua
arah dan ada dialog, di mana setiap partisipan memiliki peran ganda, dalam arti
pada satu saat bertindak sebagai komunikator, pada saat yang lain bertindak
sebagai komunikan.
3.
Model komunikasi
transaksional. Dalam model ini komunikasi hanya dapat dipahami dalam konteks
hubungan (relationship) antara dua orang atau lebih. Pandangan ini menekankan
bahwa semua perilaku adalah komunikatif. Tidak ada satupun yang tidak dapat
dikomunikasikan.
Mengenai organisasi, salah satu defenisi menyebutkan bahwa organisasi
merupakan suatu kumpulan atau sistem individual yang melalui suatu
hirarki/jenjang dan pembagian kerja, berupaya mencapai tujuan yang ditetapkan. Dari batasan tersebut dapat digambarkan bahwa
dalam suatu organisasi mensyaratkan:
1.
Adanya suatu jenjang jabatan ataupun
kedudukan yang memungkinkan semua individu dalam organisasi tersebut memiliki
perbedaan posisi yang jelas, seperti pimpinan, staff pimpinan dan karyawan.
2.
Adanya pembagian kerja, dalam arti
setiap orang dalam sebuah institusi baik yang komersial maupun sosial, memiliki
satu bidang pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya.
Dengan landasan konsep-konsep komunikasi dan organisasi sebagaimana yang
telah diuraikan, maka kita dapat memberi batasan tentang komunikasi dalam
organisasi secara sederhana, yaitu komunikasi antarmanusia (human
communication) yang terjadi dalam kontek organisasi. Atau dengan meminjam
definisi dari Goldhaber, komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus
pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergabung satu sama
lain (the flow of messages within a network of interdependent
relationships).
2.2 Pengertian Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang mapan dari
mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang
kepangkatan dan pembagian tugas. (Everet M. Rogers).
Komunikasi organisasi adalah sarana dimana manajemen
mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur
formal dari tugas-tugas dan wewenang. (Robert Bonnington).
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan
berbagai pesan organisasi didalam kelompok fomal maupun informal dari suatu
organisasi. (Wiryanto, 2005).
Selain daripada pengertian diatas komunikasi juga sebagai
pendukung pembentuk budaya organisasi. Dalam melaksanakan program ini
keterampilan komunikasi merupakan factor penting dalam upaya menciptakan
lingkungan yang kondusif, agar nilai-nilai luhur teraktualisasi dalam sikap dan
prilaku organisasi.keberhasilan program berdasarpada tingkat kepercayaan dalam
interaksi individu yang terkait, sehingga tempat tingkat kepercayaan itu pada
kualitas kerjasama. Makin tinggi tingkat kepercayaan, makin baik kualitas
kerjasamanya. Kondisi semacam ini harus semakin dapat terwujud agar tingkat
sinergi bisa tercapai, sehingga hasil output program menjadi semakin
berkualitas. (Faisal Badroen, 2006).
2.3 Jenis dan Proses Komunikasi Organisasi
1. Jenis Komunikasi
a.
Komunikasi lisan dan tertulis
Dasar penggolongan komunikasi lisan
dan tertulis ini adalah bentuk pesan yang akan disampaikan. Banyak bentuk
komunikasi: terutama komunikasi antar pribadi (interpersonal communication),
disampaikan secara lisan maupun tertulis. Karena sebagian besar interaksi
manusia terjadi dalam bentuk ini, maka berbagai studi telah dilakukan untuk
menilai manfaat dan efisiensi dari pesan yang disampaikan dengan cara ini.
b.
Komunikasi verbal dan non verbal
Jika dua orang berinteraksi, maka
informasi mengenai perasaan dan gagasan atau ide yang timbul akan
dikomunikasikan. Perasaan seseorang juga dapat dinyatakan melalui berbagai
isyarat-isyarat atau signal-signal non verbal. Dalam percakapan tatap muka
langsung, perasaan, keadaan jiwa, atau suasana hati seseorang dinyatakan melalui gerakan
isyarat(gesture), ekspresi wajah, posisi dan gerakan badan, postur, kontak
fisik, kontak pandangan mata, dan stimulasi non-verbal lain yang sama
pentingnya dengan kata-kata yang diucapkan.
c. Komunikasi kebawah, keatas, dan
kesamping
Penggolongan komunikasi kebawah,
keatas, dan kesamping (lateral) ini didasarkan pada arah aliran pesan-pesan dan
informasi didalam suatu organisasi. Untuk memperoleh pengertian yang lebih
mendalam, maka akan diuraikan ketiga jenis komunikasi tersebut :
d. Komunikasi ke bawah
Aliran informasi dalam komunikasi
kebawah mengalir dari tingkatan manajemen puncak ke manajemen menengah,
manajemen yang lebih rendah, dan akhirnya sampai pada karyawan operasional.
Komunikasi ini juga mempunyai fungsi pengarahan, perintah, indoktrinasi,
inspirasi dan evaluasi.
e. Komunikasi ke atas
Alirannya dalam hirarki wewenang
yang lebih rendah ke lebih tinggi biasanya mengalir disepanjang rantai komando.
Fungsi utamanya adalah untuk memperoleh informasi mengenai kegiatan, keputusan
dan pelaksanaan pekerjaan karyawan pada tingkat yang lebih rendah.
f. Komunikasi kesamping
Terjadi antara dua pejabat atau
pihak yang berada dalam tingkatan hirarki wewenang yang sama (komunikasi
horizontal) atau antara orang atau juga pihak pada tingkatan yang berbeda yang
tidak mempunyai wewenang langsung terhadap pihak lainnya (komunikasi diagonal).
g. Komunikasi formal dan informal
Komunikasi formal terjadi diantara
karyawan melalui garis kewenangan yang telah ditetapkan oleh manajemen. Komunikasi
informal terjadi di antara karyawan dalam suatu organisasi yang dapat
berinteraksi secara bebas satu sama lain terlepas dari kewenangan dan fungsi
jabatan mereka.
2. Proses Komunikasi
Proses-proses dalam komunikasi terdiri dari :
1. Proses ideasi
Tahap pertama dalam suatu proses
komunikasi adalah ideasi (ideation) yaitu proses penciptaan gagasan atau
informasi yang dilakukan oleh komunikator.
2. Proses encoding
Gagasan atau informasi disusun dalam
serangkaian bentuk simbol atau sandi yang dirancang untuk dikirimkan kepada
komunikan dan juga pemilihan saluran dan media komunikasi yang akan digunakan.
3. Proses pengiriman
Gagasan atau pesan yang telah
disimbolkan atau disandikan (encoded) melalui saluran dan media komunikasi yang
tersedia dalam organisasi. Pengiriman pesan dapat dilakukan dengan berbicara,
menulis, menggambar dan bertindak.
4. Proses penerimaan
Penerimaan pesan ini dapat melalui
proses mendengarkan, membaca, atau mengamati tergantung pada saluran dan media
yang digunakan untuk mengirimkannya.
5. Proses decoding
Pesan-pesan yang diterima
diintrepretasikan, dibaca, diartikan,dan diuraikan secara langsung atau tidak
langsung melalui proses berfikir.
6. Proses tindakan
Respon komunikan dapat berbentuk
usaha melengkapi informasi, meminta informasi tambahan, atau melakukan
tindakan-tindakan lain.
2.4
Komunikasi Bisnis
Komunikasi bisnis adalah setiap komunikasi yang
digunakan untuk membangun partnerships, sumber daya intelektual, untuk
mempromosikan satu gagasan,suatu produk,servis; atau suatu organisasi, dengan
sasaran untuk menciptakan nilai bagi bisnis yang dijalankan. Komunikasi Bisnis
meliputi pengetahuan yang menyeluruh dari sisi internal dan eksternal bisnis
tersebut. Komunikasi yang internal termasuk komunikasi visi
(perseroan/perusahaan), strategi, rencana-rencana, kultur/budaya perusahaan,
nilai-nilai dan prinsip dasar yang terdapat di perusahaan, motivasi karyawan,
serta gagasan-gagasan, dll. Komunikasi eksternal termasuk merek, pemasaran,
iklan, hubungan pelanggan, humas, hubungan-hubungan media, negosiasi-negosiasi
bisnis, dll. Bagaimanapun bentuknya, semua hal tersebut memiliki tujuan yang
sama, yaitu menciptakan suatu nilai bisnis (create business value).
Terdapat pesamaan dan perbedaan
komunikasi bisnis dengan komunikasi bisnis islam yaitu, Dalam persamaan Kom-Bis dengan
Kom-Bis Islam adalah keduanya saling menggunakan cara bagaimana suatu
pesan-pesan bisnis ini dapat tersampaikannya dengan baik dan mendapatkan
feedback oleh penerima pesan. Sedangkan perbedaanya adalah dalam komunikasi
bisnis menggunakan dua prinsip dasar komunikasi yaitu :
- Komunikasi verbal yaitu komunikasi dalam bentuk percakapan atau tertulis. Setiap orang dalam suatu komunitas berkomunikasi secara verbal dalam menyampaikan pesan atau informasi. Komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata untuk menyatakan ide. Gaya dalam berkomunikasi disesuaikan dengan situasi, dan lawan komunikasi. Penggunaan gaya bicara sangat berpengaruh terhadap minat lawan komunikasi. Mengungkapkan pesan verbal diperlukan keterampilan menggunakan kata-kata sederhana dan dapat dipahami oleh lawan bicara.
- Komunikasi NonVerbal yaitu bentuk komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi bisnis adalah komunikasi nonverbal. Sebelum manusia menggunakan kata-kata , manusia telah menggunakan gerakan-gerakan tubuh, bahasa tubuh (body language) sebagai alat untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Untuk prinsip-prinsip komunikasi bisnis yaitu ada beberapa,
diantaranya:
Komunikasi
Bisnis Islam kurang ideal apabila diterapkan di Indonesia, karena pada dasarnya
Islam benar-benar mengajarkan kepada kita untuk berlaku jujur dimanapun berada. Memberikan alasa-alasan
yang rasional dalam beriklan serta didalamnya tidak ada penutupan kebohongan.
Semuanya jujur dan apa adanya. Padahal kenyataannya dalam berbisnis membutuhkan
sedikit kata untuk melaku kan barang yang kita jual.
Terkadangpun tidak memberitahukan cacat barang yang dijual. Apalagi dalam
persaingan bisnis, tak jarang kita melihat iklan-iklan yang kesannya saling
menjatuhkan. Dan dalam prinsip komunikasi bisnis islam ini adalah dilarang.
Maka dari itu, melihat juga karakter orang Indonesia yang dalam dunia bisnis di
dominasi oleh warga asing yang tidak menggunakan prinsip komunikasi Islam, maka
persaingan pun semakin ketat sehingga banyak pebisnis Islam terkadang
meninggalkan prinsip-prinsip ini.
2.5
Efektifitas
Komunikasi dan Hambatan Komunikasi
1. Efektifitas
komunikasi
Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi proses
komunikasi itu berhasil mencapai tujuanya :
1. Aspek bahasa
Ø Bahasa yang di pakai harus sesuai
dengan kondisi komunikan baik dalam hal karakter, sifat, pengalaman dan skill
mereka
Ø Bahasa yang di pakai harus mudah,
sederhana, dan tidak mengandung istilah yang sulit di pahami
Ø Bahasa ynag digunakan harus jelas sehingga
tidak mengandung banyak penafsiran
Ø Setiap individu harus menggunkan bahasa yang
tepat baik secara formal maupun informal, baik secara tertulis maupun tidak
tertulis
2. Aspek intelektual dan social
·
Anda harus mencermati adat dan tradisi yang berkembang dalam
masyarakat
·
Anda harus mentaati nilai yang berkembang dalam masyarakat
·
Menghindari diri dari bahasa yang tidak pada tempatnya
·
Anda harus memperhatikan apa apa yang diketahui para
komunikan
·
Anda harus mengimbangi segala perubahan nilai nilai
perubahan yang berkembang dimasyarakat
kea rah yang lebih baik.
3. Aspek kemanusiaan
·
Harus bersikap jujur dan ikhlas dalam berkomunikasi
·
Memerhatikan amanah ketika mendapatkan pesan dengan tidak
menambahi atau menguranginya
·
Harus mengkondisikan persiapan para komunikan sebelum
mengadopsi sagala sarana komunikasi yang baru.
·
Memperhatikan aspek kemanusiaan dalam menggunakan teknologi
komunikasi
·
Mempunyai pandangan objektif terhadap aspek teknologi
sahingga bisa meningkatkan kemampuana berkomunikasi.
·
Cermat menganalisis
segala masslah yang timbul dari penerapan penerapan teknologi terutama
penggunaan visual dan audio vsual dalam meyampaikan informasi.
2. Hambatan Komunikasi
Kesenjangan dalam komunikas terjadi ketika
penafsiran pesan dan feed backnya itu melalui cara yang berbeda dengan maksud
yang di inginkan komunikator. Seorang komunikan harus menafsirkan message,
padahal mayoritas pesan (93%) terdiri atas tindakan nonverbal. Sepertigerak
tubuh, volume suara, raut muka, dan kdipan mata.
Terdapat beberapa sebab terjadi dalam kegagalan komunikasi,
semua sebab ini terjadi pada setiap unsur :
1. Komunikator
Komunikator kadang sering terjebak kedalam berbagai kesalahan
ketika akan melakukan proses komunikasi. Kesalahan ini biasanya bersipat
psikologis dan attitude yang sangat mempengaruhi penyampaian pesan.
Diantaranya, keyakinan bahwa seluruh sikapnya telah mencerminkan objektivitas,
memahami segala informasi seperti yang dipahami pihak lain, menyepelakan segala
peristiwa, dan lainya.
2. Pesan
Pesan terkadang menjadi sebab kegagalan dalam komunikasi,
ini terjadi ketika segala informasi itu menerima berbagai pengaruh yang
membuatnya berubah dalam hal karakter, bentuk, volume dan kandungan informasi
itu sendiri. Kegagalan ini terjadi pada proses perumusan atau simbolisasi
segala ide ketika ditransper kedalam bentuk kata kata, angka, diagram, dan
gerak fisik. Seperti conto pada komunikator tidak menggunakan kata yang mudah
di mengerti, komunikator tidak memahami pesasn yang disampaikan, tidak
menggunakan bahasa tubuh ketika berkomunikasi, dan lain sebagainya.
3. Sarana komunikasi
Sarana komunikasi berperan besar dalam kegagalan komunikasi,
hal ini disebabkan karena : memilih sarana komunikasi yang tidak selaras dengan
tema komunikasi, tidak selaras dengan kondisi para komunikan, dan menggunakan
sarana tulisan dan verbal yang telah terkontaminasi dan berubah dalam proses
komunikasi.
4. Komunikan
Kegagalan ini terjadi
ketika komunikan tidak memiliki kemampuan mendengar tapi menganalisis dengan
otaknya, memiliki pra asumsi dan konsepsi tentang komunikator, tergesa gesa
dalam mengambil keputusan, melakukan pemilihan informasi dan tingkat kematangan
skill dan latar belakang komunikan itu jauh tertinggal dari pihak lain.
5. Feed back
Tujuan dari feed back adalah menutup proses komunikasi,
penjelasan penerimaan komunikan atas isi pesan, dan pemberian respon yang
diharapkanya kegagalan dalam feedback terjadi antara lain karena:
·
Tidak memperhatikan sarana nonverbal atau bahasa tubuh yang
bisa mengindikasikan sampai tidaknya sebuah pesan.
·
Perhatian komunikator yang hanya tertuju pada tujuan, tetapi
tidak memberikan perhatian pada kebutuhan dan motivasi pada penerima pesan.
Demikian pula banyak hal yang
mengakibatkan pihak lain enggan atau ragu dalam berkomunikasi karna diakibatkan
beberapa gangguan komunikasi tersebut. Antara lain :
a. Tergesa gesa dalam menyimpulkan
hasil pembicaraan
b. Menggunakan bahasa introgatif dan
peyoratif
c. Memotong pembicaraan
d. Marah ketika melakukan pemotongan
bicara atau klarifikasi
e. Jangan memborong pembicaraan
f. Pertanyaan interogatif
g. Meremehkan dan memperolok olok
h. Mempokuskan pada kesalahan kesalahan
i.
Perdebatan
j.
Melakukan berbagai tindakan yang tidak efektif
Hal hal yang perlu diperhatikan agar komunikasi terjalin
dengan baik
1. Melatih orang orang untuk
mengembangkan kemampuan berkomunikasi , menerima pesan, dan mudah memahami
serta menyampaikanya
2. Memperhatikan isarat yang muncul
dari komunikan
3. Menukar peran antara komunikator dan
komunikan
4. Mendorong kritik kontruksif dalam
diri komunikan jika tujuannya untuk bimbingan dan perbaikan dan membangun
jembatan kepercayaan antara anda dengan staf
5. Proses terjadi antara anda dan staf
pada tingkat kolektif maupun individu
6. Mendorong staf untuk bersikap
objektif, membela kepentingan mereka, dan memperhatikan kehidupan pribadi dan
masa depannya
7. Menghormati pada staf anda yang
permulaanya adalah pendelegasian, lalu mendengar dengan baik
8. Berbuat adil dan objektif dalam
mengevaluasi kinerja para staf
9. Sikap anda harus konsisten sehingga
mudah bagi para staf untuk memprediksi dan dijadikan pegangan bagi mereka. Anda
juga harus memenuhi semua janji agar kredibilitas anda tetap terjaga
10. Pertahankan profesionalitas karena
para staf tidak akan enjoy bekerja dibawah kepemimpinan manajer yang kurang
propesional dan lemah leadership nya . profesionalitas akan melahirkan
kekaguman.